Wednesday, July 5, 2017

Budidaya Ikan Gurame



Gurami (Osphronemus gouramy Lac) adalah ikan air tawar yang banyak menghuni rawa-rawa, danau, atau daerah yang perairannya tenang. Max Weber dan De Beaufort dalam The Fishes of The Australian Archipelago mengungkapkan, ikan gurami dapat menyesuaikan diri pada air yang agak payau dan agak asin. Budidaya gurami di air yang agak asin dilakukan penduduk di daerah Cengkareng, kamal dan Tegal alur di Wilayah Jakarta Barat.
Sebagai ikan hasil budidaya, gurami banyak dipilih petani karena mampu berbiak secara alami dan mudah dalam pemberian pakan. Di habitat aslinya, gurami hanya berkembangbiak saat musim kemarau. Namun di tempat pemeliharaan mampu berkembangbiak sepanjang musim.

BIOLOGI IKAN GURAMI

Dalam sistematikanya ikan gurami diklasifikasikan dalam :
Kelas : Pisces
Ordo : Labyrinthici
Famili : Anabantidae
Genus : Osphronemus
Species : Osphronemus gouramy Lac

Gurami memiliki kemampuan mengambil oksigen dari udara karena adanya labirin (alat pernapasan tambahan yang merupakan turunan dari lembar pertama insang) yang letaknya di atas atau di belakang insang. Karena itu, gurami sering dijumpai mengeluarkan mulutnya di atas permukaan air, dengan kemampuan tersebut gurami dapat hidup di perairan yang kandungan oksigennya terbatas.
Bentuk fisik gurami sangat khas yaitu tubuhnya pipih dan agak panjang. Selain itu sirip perut gurami berbentuk sepasang benang memanjang yang berfungsi sebagai alat peraba. Panjang gurami dewasa dapat mencapai 65 cm dan berat 10 kg. Secara alami pertumbuhan paling pesat terjadi saat mencapai umur 3 – 5 tahun.

Ciri induk jantan :
· Dahi agak menonjol menyerupai cula
· Dasar sirip dada terang keputihan, dagu
  berwarna kuning
· Ujung ekor hampir rata dan jika ditaruh
 ditempat datar ekornya akan melengkung ke 
  atas
· Bila kelaminnya dipencet perlahan akan
  Mengeluarkan cairan putih seperti susu
  (sperma)
· Induk jantan yang baik adalah saat berumur
  2 – 3 tahun.

Ciri induk betina :
· Dahi datar
· Dasar sirip dada gelap kehitaman, dagu
  berwarna putihkecoklatan
· Jika ditaruh ditempat datar ekornya akan
  digerak-gerakan
· Bila kelaminnya dipencet perlahan tidak
  Mengeluarkan apapun.

PEMIJAHAN

1. Pemilihan Induk
Ciri fisik gurami betina yang siap pijah adalah perut tampak buncit, warna tubuh terang dan tidak kusam, sisik rapi dan tidak ada yang hilang/rusak, bagian perut membesar ke arah belakang dan terasa lembek jika diraba, lubang dubur terlihat berwarna putih kemerahan.
Ciri fisik gurami jantan yang baik adalah warna tubuhnya gelap, bentuk perut lancip kearah anus, gerakan gesit, sifatnya menjadi agak garang.

2. Persiapan kolam pemijahan

Persiapan awal adalah membersihkan  kolam pemijahan dari semua kotoran. Selanjutnya kolam di beri kapur dan dijemur selama 3 – 6 hari. Tujuan penjemuran adalah mematikan hama dan penyakit, membuang gas yang membahayakan.  Kolam diisi air dengan kedalaman 80 – 120 cm, kemudian induk gurami dilepaskan dengan perbandingan ideal untuk induk jantan dan betina 1 : 2.


3. Proses Pemijahan

Induk jantan akan membuat sarang terlebih dahulu. Media yang digunakan sebagai bahan sarang pada umumnya adalah ijuk yang telah dipersiapkan sebelumnya yaitu dengan meletakkannya di permukaan air kolam. Pembuatan sarang akan berlangsung selama seminggu. 1 – 2 hari setelah sarang selesai, induk betina akan melepaskan telur-telurnya ke dalam sarang sedangkan jantan akan menyemprotkan spermanya untuk melakukan pembuahan. Selama pemijahan induk jantan akan menjaga sarang dan 2 – 3 hari. Selain itu selama proses pemijahan akan muncul bintik bintik minyak di sekitar sarang dan setelah pemijahan selesai maka sarang akan ditutup oleh induk jantan.

4. Penetasan Telur

Sarang yang berisi telur diangkat dar  dalam kolam dan dipindahkan ke wadah untuk dibersihkan yaitu dengan cara membuka sarang. Telur dimasukkan ke dalam aquarium dengan tinggi air cukup 20 cm. Pada suhu 29 0C telur akan menetas dalam waktu 30 – 36 jam. Telur yang menetas akan berubah menjadi larva, sementara itu telur yang tidak menetas  mengalami pembusukan di dalam aquarium dan harus dibuang guna menjaga kualitas air aquarium dari serangan cendawan putih atau Saprolegnia.

5. Pemeliharaan Larva

Air di aquarium setiap hari dibersihkan dengan cara disiphon dengan membuang 1/3 sampai ½ bagian dan diganti air baru. Setelah telur menetas larva tidak diberi makan tambahan sampai berumur 5 hari karena masih terdapat persediaan kuning telurnya, dan setelah kuning telur habis larva dapat diberi pakan alami yang sesuai dengan bukaan mulutnya (artemia).














No comments:

Post a Comment