Gurami
(Osphronemus
gouramy Lac)
adalah ikan air tawar yang banyak menghuni rawa-rawa, danau, atau daerah yang
perairannya tenang. Max Weber dan De Beaufort dalam The Fishes of The
Australian Archipelago mengungkapkan, ikan gurami dapat menyesuaikan diri pada
air yang agak payau dan agak asin. Budidaya gurami di air yang agak asin
dilakukan penduduk di daerah Cengkareng, kamal dan Tegal alur di Wilayah
Jakarta Barat.
Sebagai
ikan hasil budidaya, gurami banyak dipilih petani karena mampu berbiak secara
alami dan mudah dalam pemberian pakan. Di habitat aslinya, gurami hanya
berkembangbiak saat musim kemarau. Namun di tempat pemeliharaan mampu
berkembangbiak sepanjang musim.
BIOLOGI
IKAN GURAMI
Dalam sistematikanya ikan gurami
diklasifikasikan dalam :
Kelas : Pisces
Ordo : Labyrinthici
Famili : Anabantidae
Genus : Osphronemus
Species : Osphronemus
gouramy Lac
Gurami memiliki kemampuan mengambil
oksigen dari udara karena adanya labirin (alat pernapasan tambahan yang
merupakan turunan dari lembar pertama insang) yang letaknya di atas atau di
belakang insang. Karena itu, gurami sering dijumpai mengeluarkan mulutnya di
atas permukaan air, dengan kemampuan tersebut gurami dapat hidup di perairan
yang kandungan oksigennya terbatas.
Bentuk fisik gurami sangat khas yaitu
tubuhnya pipih dan agak panjang. Selain itu sirip perut gurami berbentuk
sepasang benang memanjang yang berfungsi sebagai alat peraba. Panjang gurami
dewasa dapat mencapai 65 cm dan berat 10 kg. Secara alami pertumbuhan paling
pesat terjadi saat mencapai umur 3 – 5 tahun.
Ciri induk jantan :
· Dahi agak
menonjol menyerupai cula
· Dasar sirip dada
terang keputihan, dagu
berwarna kuning
· Ujung ekor
hampir rata dan jika ditaruh
ditempat datar
ekornya akan melengkung ke
atas
· Bila kelaminnya
dipencet perlahan akan
Mengeluarkan cairan putih seperti susu
(sperma)
· Induk jantan yang baik adalah saat berumur
2 – 3 tahun.
Ciri induk betina :
· Dahi datar
· Dasar sirip dada
gelap kehitaman, dagu
berwarna
putihkecoklatan
· Jika ditaruh
ditempat datar ekornya akan
digerak-gerakan
· Bila kelaminnya
dipencet perlahan tidak
Mengeluarkan
apapun.
PEMIJAHAN
1. Pemilihan Induk
Ciri fisik gurami betina yang siap pijah
adalah perut tampak buncit, warna tubuh terang dan tidak kusam, sisik rapi dan tidak
ada yang hilang/rusak, bagian perut membesar ke arah belakang dan terasa lembek
jika diraba, lubang dubur terlihat berwarna putih kemerahan.
Ciri fisik gurami jantan yang baik adalah
warna tubuhnya gelap, bentuk perut lancip kearah anus, gerakan gesit, sifatnya menjadi
agak garang.
2. Persiapan kolam pemijahan
Persiapan awal adalah membersihkan kolam pemijahan dari semua kotoran. Selanjutnya
kolam di beri kapur dan dijemur selama 3 – 6 hari. Tujuan penjemuran adalah
mematikan hama dan penyakit, membuang gas yang membahayakan. Kolam diisi air dengan kedalaman 80 – 120 cm,
kemudian induk gurami dilepaskan dengan perbandingan ideal untuk induk jantan
dan betina 1 : 2.
3. Proses Pemijahan
Induk jantan akan membuat sarang terlebih dahulu. Media yang digunakan
sebagai bahan sarang pada umumnya adalah ijuk yang telah dipersiapkan
sebelumnya yaitu dengan meletakkannya di permukaan air kolam. Pembuatan sarang
akan berlangsung selama seminggu. 1 – 2 hari setelah sarang selesai, induk
betina akan melepaskan telur-telurnya ke dalam sarang sedangkan jantan akan
menyemprotkan spermanya untuk melakukan pembuahan. Selama pemijahan induk
jantan akan menjaga sarang dan 2 – 3 hari. Selain itu selama proses pemijahan
akan muncul bintik bintik minyak di sekitar sarang dan setelah pemijahan
selesai maka sarang akan ditutup oleh induk jantan.
4. Penetasan Telur
Sarang yang berisi telur diangkat
dar dalam kolam dan dipindahkan ke wadah
untuk dibersihkan yaitu dengan cara membuka sarang. Telur dimasukkan ke dalam aquarium dengan tinggi air cukup 20 cm. Pada suhu
29 0C telur akan menetas
dalam waktu 30 – 36 jam. Telur yang menetas akan berubah menjadi larva,
sementara itu telur yang tidak menetas
mengalami pembusukan di dalam aquarium dan harus dibuang guna menjaga
kualitas air aquarium dari serangan cendawan putih atau Saprolegnia.
5. Pemeliharaan Larva
Air di aquarium setiap hari
dibersihkan dengan cara disiphon dengan membuang 1/3 sampai ½ bagian dan
diganti air baru. Setelah telur menetas larva tidak diberi makan tambahan
sampai berumur 5 hari karena masih terdapat persediaan kuning telurnya, dan
setelah kuning telur habis larva dapat diberi pakan alami yang sesuai dengan
bukaan mulutnya (artemia).
No comments:
Post a Comment