Thursday, August 24, 2017

PENANGANAN IKAN SEGAR


Ikan tergolong jenis komoditas perikanan yang mudah rusak. Bila penanganannya kurang baik, setelah ditangkap ikan akan cepat mengalami proses pembusukan.
Penanganan ikan yang baik ialah penanganan yang dapat mempertahankan kesegaran ikan. Salah satu cara yang dapat ditempuh ialah dengan mempertahankan kesegaran ikan dalam keadaan mati. Cara ini dilakukan dengan merendahkan suhu ikan selama pengangkutan.

I.        PEMBUSUKAN IKAN

Sebagai bahan mentah ikan sangat cepat mengalami busuk dibandingkan dengan bahan makanan lainnya. Busuknya ikan mulai pada saat ikan mengalami kematian. Pada prinsipnya, busuknya ikan disebabkan oleh kegiatan-kegiatan bakteri dan perubahan-perubahan kimiawi yang ditimbulkan oleh enzim serta proses oksidasi pada lemak ikan, serangan bakteri setelah ikan mati dari ketiga pusat konsentrasi bakteri (selaput lendir, insang dan isi perut) menembus ke bagian ikan, cara serangan bakteri setelah ikan mati

Tingkat kesegaran ikan sangat dipengaruhi oleh perlakuan penanganan (Handling) yang baik sejak saat ikan ditangkap sampai didaratkan untuk selanjutnya sampai ke konsumen pengolah maupun konsumen akhir.

Cara Pengamatan Ikan Segar dan Ikan Busuk

1.  Ikan Segar/Baik
-          Sisik menempel dengan kuat
-          Permukaan kulit berwarna terang dengan lendir tipis
-          Insang berwarna merah terang dengan lendir tipis, warna jernih dan homogen
-          Mata jernih tidak terbenam dan tidak mengkerut
-          Daging kokoh dan sangat elastis
-          Biasanya ikan tenggelam dalam air
2.  Ikan Busuk
-          Sisik  mudah terlepas
-          Permukaan kulit pucat, banyak lendir, kebal dan tidak homogen
-          Insang pucat-coklat dengan lendir tebal dan berbau busuk

Untuk  mempertahankan kesegaran ikan hasil tangkapan dalam keadaan mati, penggunaan es dipandang sebagai cara yang sesuai dan ekonomis. Sebab es merupakan bahan pendingin ikan yang mempunyai beberapa kelebihan :
-          Es mempunyai kemampuan pendinginan yang besar
-          Tidak merusak tekstur  ikan
-          Dapat mempertahankan ikan tetap basah
-          Dapat menjaga suhu ikan berada diatas titik bekunya.

II.     PENANGANAN  (HANDLING)

Penanganan diartikan sebagai tahap-tahap perlakuan yang diberikan kepada ikan sejak diangkat dari perairan, didaratkan kemudian sampai siap diolah (diawet) atau untuk dipasarkan ke konsumen akhir.

A.        Tujuan Penanganan
Untuk mengadakan usaha kearah mempertahankan mutu kesegaran dalam arti masih memenuhi syarat-syarat untuk bisa dimakan orang dengan jalan berusaha untuk bisa menghambat/menghindari terjadinya pembusukan. Usaha ini bisa dilakukan sewaktu ikan selesai di tangkap, baik penangkapan di laut maupun di tambak.
Cara utama untuk menghambat keecepatan ikan membusuk :
-          Perlakuan hati-hati (penanganan yang tidak menimbulkan luka pada ikan)
-          Kebersihan (pembuangan pusat-pusat konsentrasi alami bakteri dari ikan dan pencucian yang bersih dan hygienis)
-          Pendinginan (ikan segar diajukan di dinginkan dan tetap berada dalam keadaan dingin)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu berpengaruh  sangat nyata terhadap daya awet ikan segar. Sebab, semakin tinggi suhu semakin cepat mengalami proses pembusukan. Sebaliknya bila suhu diturunkan maka kegiatan perkembangan bakteri dapat dihentikan sehingga kesegaran ikan dapat lebih lama dipertahankan.

Besarnya pengaruh suhu terhadap daya awet ikan basah


B.     Jenis Es
Ada 2 (dua) jenis es yang beredar dipasaran :
-          Es Balok , biasanya berukuran 25, 50, 75 dan 100 kg dan kalau ingin digunakan kita harus menghancurkannya dulu.
-          Es curai , dibuat dalam bentuk kepingan kecil. Dalam dunia perdagangan jenis es ini dikenal dengan istilah es kepingan, es serpih, es potongan, lempengan es, es tabung, es kubus, es plat atau es pita.

C.     Syarat Es
Dalam menggunakan es untuk pendinginan ikan, sebaiknya perhatikan hal-hal berikut ini :
-          Sebaiknya digunakan es yang sudah matang
-          Es berasal dari pembekuan air yang memenuhi syarat air minum atau air laut yang telah dibersihkan
-          Es yang digunakan sebaiknya tidak digunakan lagi untuk ikan yang baru
-          Bersihkan es dari kotoran sebelum diisikan dalam palka
-          Es yang digunakan sebaiknya tidak terlalu besar dan runcing sebab akan melukai ikan.

D.     Kebutuhan Es
Perkirakan es yang akan dibawa ke laut bervariasi antara 1 : 1,5 sampai 1 : 3. Besar kecilnya perbandingan tergantung pada :
-          Berat ikan yang diperkirakan akan ditangkap
-          Suhu udara
-          Lama operasi penangkapan dan pengangkutan
-                                  Teknik peng-esan yanag diterapkan (*pemetian, curahan,atau rak)
-          Keadaan palka di kapal.
Dari beberapa percontohan di berbagai negara, ditemukan perbandingan es dengan berat ikan berdasarkan jenis palka yang digunakan.

No.
Jenis Palka
Perbandingan Es dan Ikan
1.



2.


3.


4.
Palka tanpa lapisan insulasi dengan permukaan dan dinding dari kayu yang tidak diawetkan sebelumnya.
Palka dengan lapisan insulasi, dengan permukaan dari kayu tanpa diawetkan sebelumnya
Palka dengan lapisan insulasi dan permukaan dilapisi logam tahan karat
Palka dengan lapisan insulasi, seluruh palka didinginkan dengan unit pendingin

1 : 1,5



1 : 2



1 : 2,5



1 : 3
III.    Cara Penanganan Ikan Segar

A.     Penanganan Ikan Sesudah di Tangkap dan di angkat dari jaring
1.         Sebelum ikan ditumpahkan diatas dek kapal, lantai dek dibersihkan dan semua perlengkapan yang digunakan : keranjang-keranjag ikan, peti-peti ikan, pisau dan sarana pencucian harus sudah dalam keadaan bersih (sebaiknya pencucian untuk dek dan alat-alat yang dipakai menggunakan air yang dicampur dengan 1 sendok makan kaporit dengan 4 ember air laut bersih)
2.        Ikan dinaikkan secepat mungkin keatas kapal dan perlahan-lahan ditumpahkan diatas dek kapal, disemprot/disiram bersih dari kotoran-kotoran.
3.        Lakukan pemilihan terhadap hasil tangkapan menurut jenis, ukuran dan tingkat kesegaran dan tempatkan dalam keranjang/peti ikan.
4.        Penyusunan dalam wadah pengesan.
-          Letakkan es hancur/es curai di bagian dasar palka setinggi kira-kira 20 cm untuk pelayaran yang memerlukan waktu 8 hari. Semakin lama waktu pelayaran lapisan es dasar harus semakin tebal.
-          Usahakan permukaan es yang menyentuh dinding samping palka 6 – 9 cm lebih tinggi dari bagian tengah palka.
-          Setelah selapis ikan disusun, letakkan lagi selapis es setebal 4 cm diatas lapisan ikan
-          Ulangi susunan lapisan ikan dan es sampai kapasitas palka terisi ikan secara optimal
Agar mutu dan kesegaran ikan hasil tangkapan tetap terjamin maka dalam melakukan pengesan beberapa hal perlu diperhatikan :
·         Usahakan agar setiap ikan hanya berhubungan dengan es, tidak dengan ikan lainnya, tidak juga dengan sisi dan alas palka juga tidak dengan udara,
·         Usahakan agar es selalu meleleh, air lelehan sebagai penyerap dan pembawa panas dari tubuh ikan.
·         Agar es selalu meleleh, usahakan, usahakan suhu sekitar tumpukan ikan berkisar 1 – 2 º C
·         Hindari genangan air kotor
·         Pergunakan peralatan yang bersih

B.        Pembongkaran Ikan di Pelabuhan/Pelelangan
1.             Peti/keranjang ikan dikeluarkan dari kapal atau dalam truk dan bawa ikan secepatnta ke tempat pelelangan yang teduh
2.            Ditempat pelelangan hanya pada saat-saat dilelang peti ikan diperlihatkan pada calon pembeli, penambahan es perlu dilakukan pada peti-peti ikan yang pendinginan kurang cukup.
3.            Dari pelelangan ikan dapat dimasukkan pada kamar pendingin atau dikirim langsung ke pabrik pengolahan tapi harus di pak lagi sesuai dengan persyaratan pengangkutan.
.
C.        Penanganan Ikan selama Pengangkutan ke Pabrik Pengolahan
Perlu diperhatikan apapun jenis alat pengangkat (truk tertutup, truk berinsulasi, atau truk dengan ruang pendingin) dan apapun wadah yang dipakai (keranjang, peti kayu, peti dingin berinsulasi atau keranjang berlapis daun pisang).
1.     Ikan harus tetap bersuhu 0º C selama pengangkutan
2.    Ikan harus cepat tiba di pabrik pengolahan

IV.      Usaha-Usaha Perpanjangan Mutu dan Daya Awet

1.     Pemilihan semua hasil tangkapan menurut jenis, ukuran, dan tingkat kesegaran
2.    Pencucian seluruh hasil tangkapan dengan menggunakan air bersih
3.    berikutnya
4.      Mendinginkan segera semua ikan dengan hancuran es Membuang insang, isi perut terhadap ikan dan pencucian
5.    Melindungi ikan dari pengaruh sinar matahari dan memberikan perlindungan yang cukup baik sewaktu penangkapan
6.    Penanganan harus cepat, cermat dan hati-hati
7.    Kebersihan alat-alat yang dipergunakan harus diperhatikan, juga orang yang mengerjakannya.



***** MKW *****


















Monday, August 7, 2017

BUDIDAYA IKAN SAMPING RUMAH ( BUKAN SAMPAH)


I. PENDAHULUAN


Pemanfaatan tanah samping rumah untuk dibuat kolam selain dapat memperindah suasana, hasilnya juga dapat dimanfaatkan sebagai lauk pauk untuk menambah kebutuhan protein sehari-hari juga dapat meningkatkan ekonomi keluarga.
          Sepintas memang kelihatan mudah untuk membuat kolam di samping rumah, akan tetapi perlu diperhatikan kondisi tanah, letak sumber air, benih ikan yang akan ditebar, pemberian pakan dan pengaturan air. Bila hal tersebut diatas tidak diperhatikan maka kolam tersebut tidak akan berhasil dengan baik.

II. SYARAT-SYARAT BUKAN SAMPAH
  1. Tidak banjir diwaktu musim hujan
  2. Dekat dengan sumber air
  3. Cukup cahaya matahari
  4. Terletak disamping, depan atau belakang rumah
  5. Tanah tidak poros atau tanahnya liat.
III. PENGGALIAN KOLAM

A.  Membuat Patok dan
Membersihkan Lahan
Ukuran kolam sebaiknya disesuaikan dengan luas lahan di samping rumah. Patok sesuai dengan bentuk kolam yang akan dibuat dan bersihkan lahan dari akar-akar kayu untuk memudahkan penggalian. Pisahkan tanah permukaan kira-kira 25 cm, karena merupakan humus yang subur yang akan ditebarkan merata didasar kolam yang akan dibuat.

B.  Penggalian Kolam
Kolam digali kira-kira sedalam pinggang, sebaiknya kolam digali miring kesaluran pembuangan agar memudahkan sewaktu akan mengeringkan kolam. Buatlah saluran keliling (current) yang berfungsi untuk tempat berlindung ikan-ikan pada waktu siang hari dan tempat berkumpul ikan-ikan pada waktu panen.
Kolam dengan saluran keliling
 Tanah galian diletakkan sedemikian rupa dipinggir kolam untuk dijadikan pematang kolam. Buatlah pematang dengan sisi miring agar dapat mengokohkan pematang, buatlah pematang dengan tanah sepadat mungkin.

C. Saluran Pemasukan Dan Pengeluaran Air
          Saluran pemasukan dapat dibuat dari bambu atau pipa paralon yang ditempatkan sedemikian rupa berada diatas permukaan air kolam. Pada lubang pemasukan diberi saringan dari anyaman bambu atau kawat nyamuk yang berfungsi untuk menghindari masuknya ikan-ikan pemangsa.
          Saluran Pengeluaran, dibuat dan diletakkan didasar kolam sehingga air yang keluar adalah air dilapisan bawah kolam karena air yang ada dilapisan bawah kolam banyak mengandung senyawa beracun dan sisa-sisa pembusukan sehingga air akan tetap bersih dan segar.




IV.  PEMUPUKAN


A.  Pemupukan Awal
          Untuk menyuburkan tanah kolam dilakukan pemupukan awal bersama-sama dengan penebaran humus di dasar kolam. Pupuk yang digunakan adalah antara lain kotoran hewan (ayam, itik, sapi, kerbau) atau sisa pembusukan sampah, juga dapat menggunakan pupuk buatan yaitu Urea, TSP, NPK. Dosis penggunaan pupuk harus benar-benar diperhatikan, kalau terlalu banyak dapat menyebabkan keracunan pada ikan peliharaan. Dosis untuk pupuk kandang adalah 1 kg untuk 10 m² luas dasar kolam, sedangkan untuk pupuk buatan dengan dosis 0,1 kg (1 Ons) untuk 10 m² luas kolam.
          Setelah pemupukan dilakukan masukkan air, biarkan terendam selama seminggu hingga terjadi pembusukan, kemudian keringkan dengan membuang semua sisa-sisa pembusukan. Kolam dikeringkan kira-kira 1 minggu, kemudian baru diisi dengan air. Kolam siap ditebar benih ikan.

B.  Pemupukan Ulang
          Untuk kesuburan kolam dilakukan pemupukan ulang, dilakukan dalam jangka tertentu secara kontinu. Biasanya pemberian pupuk susulan adalah seperempat dari dosis pupuk awal, caranya yaitu pupuk ditempatkan di salah satu sudut kolam, namun sebaiknya dekan dengan saluran pemasukan agar pupuk dapat tersebar rata di kolam.

V.  MENYIAPKAN BENIH IKAN

A.  Pemilihan Benih Ikan
          Pilihlah benih yang sehat, gerakannya lincah dan badannya tidak ada luka. Besar kepala benih umumnya lebih kecil dari ukuran badannya.

B. Aklimatisasi (Adaptasi lingkungan)
          Agar benih yang kita beli sama dengan kondisi kolam dan tidak terkejut maka pelu dilakukan aklimatisasi. Tempat benih diletakkan dalam kolam beberapa jam sampai benih ikan tenang dan tidak gelisah lagi, usahakan ditempat yang teduh.

C.  Jumlah Benih dan Penebarannya
          Benih yang telah diaklimatisasi dapat ditebarkan secara perlahan-lahan dengan cara memiringkan tempat benih ikan sehingga bercampur dengan air kolam. Biarkan benih ikan keluar sendiri dari tempatnya dan berenang keluar menyebar dalam kolam, dengan cara ini benih tidak akan terkejut dengan lingkungan barunya.
          Jumlah benih yang ideal ditebar adalah Nila, Patin, Ikan Mas 2 ekor/m² tapi kalau benih ikan jenis lele dapat ditebar 50 ekor/m².

VI.  PEMBERIAN MAKANAN
          Selama pemeliharaan perlu diberikan makanan tambahan untuk mempercepat pertumbuhan. Walaupun ada makanan alami berupa plakton, cacing atau jasad renik lainnya namun tidak mencukupi untuk makanan ikan, maka pemberian makanan tambahan amat penting untuk mengimbangi tumbuhnya makanan alami dalam kolam.
Adapun jenis makanan tambahan yang dapat diberikan pada ikan adalah cincangan daging, bungkil kelapa, ampas tahu atau sisa-sisa makanan, dedak, daun-daunan. Dapat juga berupa pellet. Pemberian pakan tambahan dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari dengan dosis 5 % dari berat total ikan. Untuk mengetahui perkiraan berat total ikan dapat dilakukan dengan menangkap beberapa ekor ikan kemudian ditimbang dan dikalikan dengan jumlah ikan yang ditebar, kemudian kalikan lagi dengan 5 % untuk dosis seharinya. Pengukuran berat ikan dapat dilakukan sebulan sekali.

VII.  PENGATURAN AIR
          Media utama untuk kehidupan ikan adalah air, oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang maksimal diperlukan air segar yang selalu berganti dan tidak tercemar dan banyak mengandung oksigen. Perhatikanlah saluran pemasukan dan pengeluaran dan sampah yang menyangkut dibersihkan agar air yang masuk benar-benar bersih, jernih dan segar.


Pesan Penulis :
-      Mengetahui
-      Berminat
-      Mencoba
-      Berhasil

” Apa yang tidak pernah mati hanyalah
HARAPAN
yang ada dalam hati kita ”

*****MKW*****