Ikan tergolong jenis komoditas perikanan
yang mudah rusak. Bila penanganannya kurang baik, setelah ditangkap ikan akan
cepat mengalami proses pembusukan.
Penanganan ikan yang baik ialah
penanganan yang dapat mempertahankan kesegaran ikan. Salah satu cara yang dapat
ditempuh ialah dengan mempertahankan kesegaran ikan dalam keadaan mati. Cara ini dilakukan dengan
merendahkan suhu ikan selama pengangkutan.
I.
PEMBUSUKAN IKAN
Sebagai bahan mentah ikan sangat cepat
mengalami busuk dibandingkan dengan bahan makanan lainnya. Busuknya ikan mulai
pada saat ikan mengalami kematian. Pada prinsipnya, busuknya ikan disebabkan
oleh kegiatan-kegiatan bakteri dan perubahan-perubahan kimiawi yang ditimbulkan
oleh enzim serta proses oksidasi pada lemak ikan, serangan bakteri setelah ikan
mati dari ketiga pusat konsentrasi bakteri (selaput lendir, insang dan isi
perut) menembus ke bagian ikan, cara serangan bakteri setelah ikan mati
Tingkat kesegaran ikan sangat dipengaruhi
oleh perlakuan penanganan (Handling) yang baik sejak saat ikan ditangkap sampai
didaratkan untuk selanjutnya sampai ke konsumen pengolah maupun konsumen akhir.
Cara
Pengamatan Ikan Segar dan Ikan Busuk
1. Ikan Segar/Baik
-
Sisik
menempel dengan kuat
-
Permukaan kulit berwarna terang dengan lendir tipis
-
Insang berwarna merah terang dengan lendir tipis, warna
jernih dan homogen
-
Mata
jernih tidak terbenam dan tidak mengkerut
-
Daging
kokoh dan sangat elastis
-
Biasanya
ikan tenggelam dalam air
2. Ikan Busuk
-
Sisik mudah terlepas
-
Permukaan
kulit pucat, banyak lendir, kebal dan tidak homogen
-
Insang
pucat-coklat dengan lendir tebal dan berbau busuk
Untuk
mempertahankan kesegaran ikan hasil tangkapan dalam keadaan mati,
penggunaan es dipandang sebagai cara yang sesuai dan ekonomis. Sebab
es merupakan bahan pendingin ikan yang mempunyai beberapa kelebihan :
-
Es mempunyai kemampuan pendinginan yang besar
-
Tidak
merusak tekstur ikan
-
Dapat
mempertahankan ikan tetap basah
-
Dapat menjaga suhu ikan berada diatas titik bekunya.
II. PENANGANAN (HANDLING)
Penanganan diartikan sebagai tahap-tahap
perlakuan yang diberikan kepada ikan sejak diangkat dari perairan, didaratkan
kemudian sampai siap diolah (diawet) atau untuk dipasarkan ke konsumen akhir.
A.
Tujuan Penanganan
Untuk mengadakan usaha kearah
mempertahankan mutu kesegaran dalam arti masih memenuhi syarat-syarat untuk
bisa dimakan orang dengan jalan berusaha untuk bisa menghambat/menghindari
terjadinya pembusukan. Usaha ini bisa dilakukan sewaktu ikan selesai di
tangkap, baik penangkapan di laut maupun di tambak.
Cara
utama untuk menghambat keecepatan ikan membusuk :
-
Perlakuan
hati-hati (penanganan yang tidak menimbulkan luka pada ikan)
-
Kebersihan (pembuangan pusat-pusat konsentrasi alami
bakteri dari ikan dan pencucian yang bersih dan hygienis)
-
Pendinginan
(ikan segar diajukan di dinginkan dan tetap berada dalam keadaan dingin)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu
berpengaruh sangat nyata terhadap daya
awet ikan segar. Sebab, semakin tinggi suhu semakin cepat mengalami proses
pembusukan. Sebaliknya bila suhu diturunkan maka kegiatan perkembangan bakteri
dapat dihentikan sehingga kesegaran ikan dapat lebih lama dipertahankan.
Besarnya
pengaruh suhu terhadap daya awet ikan basah
B. Jenis Es
-
Es
Balok , biasanya berukuran 25, 50, 75 dan 100 kg dan kalau ingin digunakan kita
harus menghancurkannya dulu.
-
Es
curai , dibuat dalam bentuk kepingan kecil. Dalam dunia perdagangan jenis es
ini dikenal dengan istilah es kepingan, es serpih, es potongan, lempengan es,
es tabung, es kubus, es plat atau es pita.
C. Syarat Es
Dalam menggunakan es untuk pendinginan
ikan, sebaiknya perhatikan hal-hal berikut ini :
-
Sebaiknya digunakan es yang sudah matang
-
Es berasal dari pembekuan air yang memenuhi syarat air
minum atau air laut yang telah dibersihkan
-
Es
yang digunakan sebaiknya tidak digunakan lagi untuk ikan yang baru
-
Bersihkan es dari kotoran sebelum diisikan dalam palka
-
Es yang digunakan sebaiknya tidak terlalu besar dan
runcing sebab akan melukai ikan.
D. Kebutuhan Es
Perkirakan es yang akan dibawa ke laut
bervariasi antara 1 : 1,5 sampai 1 : 3. Besar kecilnya perbandingan tergantung
pada :
-
Berat
ikan yang diperkirakan akan ditangkap
-
Suhu
udara
-
Lama
operasi penangkapan dan pengangkutan
-
Teknik
peng-esan yanag diterapkan (*pemetian, curahan,atau rak)
-
Keadaan
palka di kapal.
Dari beberapa percontohan di berbagai
negara, ditemukan perbandingan es dengan berat ikan berdasarkan jenis palka
yang digunakan.
No.
|
Jenis Palka
|
Perbandingan Es dan Ikan
|
1.
2.
3.
4.
|
Palka
tanpa lapisan insulasi dengan permukaan dan dinding dari kayu yang tidak
diawetkan sebelumnya.
Palka
dengan lapisan insulasi, dengan permukaan dari kayu tanpa diawetkan
sebelumnya
Palka
dengan lapisan insulasi dan permukaan dilapisi logam tahan karat
Palka dengan lapisan
insulasi, seluruh palka didinginkan dengan unit pendingin
|
1 : 1,5
1 : 2
1 : 2,5
1 : 3
|
III. Cara Penanganan Ikan Segar
A. Penanganan Ikan Sesudah di
Tangkap dan di angkat dari jaring
1.
Sebelum
ikan ditumpahkan diatas dek kapal, lantai dek dibersihkan dan semua
perlengkapan yang digunakan : keranjang-keranjag ikan, peti-peti ikan, pisau
dan sarana pencucian harus sudah dalam keadaan bersih (sebaiknya pencucian
untuk dek dan alat-alat yang dipakai menggunakan air yang dicampur dengan 1
sendok makan kaporit dengan 4 ember air laut bersih)
2.
Ikan
dinaikkan secepat mungkin keatas kapal dan perlahan-lahan ditumpahkan diatas dek
kapal, disemprot/disiram bersih dari kotoran-kotoran.
3.
Lakukan
pemilihan terhadap hasil tangkapan menurut jenis, ukuran dan tingkat kesegaran
dan tempatkan dalam keranjang/peti ikan.
4.
Penyusunan
dalam wadah pengesan.
-
Letakkan
es hancur/es curai di bagian dasar palka setinggi kira-kira 20 cm untuk
pelayaran yang memerlukan waktu 8 hari. Semakin lama waktu pelayaran lapisan es
dasar harus semakin tebal.
-
Usahakan permukaan es yang menyentuh dinding samping
palka 6 – 9 cm lebih tinggi dari bagian tengah palka.
-
Setelah selapis ikan disusun, letakkan lagi selapis es
setebal 4 cm diatas lapisan ikan
-
Ulangi susunan lapisan ikan dan es sampai kapasitas palka
terisi ikan secara optimal
Agar mutu dan
kesegaran ikan hasil tangkapan tetap terjamin maka dalam melakukan pengesan
beberapa hal perlu diperhatikan :
·
Usahakan agar setiap ikan hanya berhubungan dengan es,
tidak dengan ikan lainnya, tidak juga dengan sisi dan alas palka juga tidak
dengan udara,
·
Usahakan agar es selalu meleleh, air lelehan sebagai
penyerap dan pembawa panas dari tubuh ikan.
·
Agar es selalu meleleh, usahakan, usahakan suhu sekitar
tumpukan ikan berkisar 1 – 2 º C
·
Hindari
genangan air kotor
·
Pergunakan
peralatan yang bersih
B.
Pembongkaran Ikan di Pelabuhan/Pelelangan
1.
Peti/keranjang
ikan dikeluarkan dari kapal atau dalam truk dan bawa ikan secepatnta ke tempat
pelelangan yang teduh
2.
Ditempat
pelelangan hanya pada saat-saat dilelang peti ikan diperlihatkan pada calon
pembeli, penambahan es perlu dilakukan pada peti-peti ikan yang pendinginan
kurang cukup.
3.
Dari
pelelangan ikan dapat dimasukkan pada kamar pendingin atau dikirim langsung ke
pabrik pengolahan tapi harus di pak lagi sesuai dengan persyaratan
pengangkutan.
.
C.
Penanganan Ikan selama Pengangkutan ke Pabrik Pengolahan
Perlu diperhatikan apapun jenis alat pengangkat (truk tertutup, truk
berinsulasi, atau truk dengan ruang pendingin) dan apapun wadah yang dipakai
(keranjang, peti kayu, peti dingin berinsulasi atau keranjang berlapis daun
pisang).
1. Ikan harus tetap bersuhu 0º C
selama pengangkutan
2. Ikan harus cepat tiba di pabrik
pengolahan
IV.
Usaha-Usaha Perpanjangan Mutu dan Daya Awet
1.
Pemilihan semua hasil tangkapan menurut jenis, ukuran,
dan tingkat kesegaran
2.
Pencucian seluruh hasil tangkapan dengan menggunakan air
bersih
3. berikutnya
4. Mendinginkan segera semua ikan
dengan hancuran es Membuang insang, isi perut terhadap ikan dan pencucian
5. Melindungi ikan dari pengaruh
sinar matahari dan memberikan perlindungan yang cukup baik sewaktu penangkapan
6. Penanganan harus cepat, cermat
dan hati-hati
7.
Kebersihan alat-alat yang dipergunakan harus
diperhatikan, juga orang yang mengerjakannya.
***** MKW *****