I. PENDAHULUAN
Media penyuluhan perikanan merupakan
salah satu bagian penting dalam proses pembelajaran bagi pelaku utama pada
kegiatan penyuluhan. Pemanfaatan dan pemilihan media harus menjadi bagian
penting yang harus dikuasai oleh seorang penyuluh perikanan, sehingga seorang
penyuluh perikanan perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran
agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran.
Penyajian media yang menarik
dipandang sulit dan pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai
alasan, padahal media penyuluhan yang menarik akan membantu mengkomunikasikan
informasi penyuluhan kepada sasaran. Media yang baik harus sesuai dengan
kondisi sasaran, merupakan tujuan pembuatan media penyuluhan. Pemilihan media
penyuluhan harus disesuaikan dengan situasi, kondisi, waktu, ketersediaan biaya
dan sumberdaya pendukung serta perubahan lingkungan strategis.
II. PERANAN MEDIA PENYULUHAN
PERIKANAN
1. Peranan
media penyuluhan perikanan sebagai saluran komunikasi (channel) dalam kegiatan
penyuluhan perikanan.
a. Menyalurkan pesan/informasi dari
sumber/komunikator kepada sasaran.
b. Menyalurkan feed back / umpan balik dari sasaran/komunikan kepada sumber / komuniukator
sebagai bahan evaluasi.
c. Menyebarluaskan pesan informasi
kemasyarakat.
d. Memungkinkan pelaksanaan penyuluhan
perikanan secara teratur dan sistimatik.
2.
Peranan media penyuluhan perikanan sebagai Media
Belajar dalam kegiatan penyuluhan perikanan.
a.
Memberi pengalaman belajar yang integral dari
konkrit ke abstrak.
b.
Memungkinkan proses belajar dapat berlangsung secara
terus menerus dan berkelanjutan.
c.
Memungkinkan proses belajar secara mandiri.
III. KLASIFIKASI DAN JENIS MEDIA
PEMBELAJARAN
2.1.
Taksonomi Media Pembelajaran
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu
proses penyampaian pesan dari sumber pesan, melalui saluran atau perantara
tertentu, ke penerima pesan.
Fungsi media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar adalah untuk : (1) memperjelas penyajian pesan agar
tidak bersifat verbalistis, (2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya
indera, (3) menghilangkan sikap pasif pada subjek belajar, (4) membengkitkan
motivasi pada subjek belajar.
1. Taksonomi
menurut Rudy Bretz
Bretz (1972) mengidentifikasikan ciri utama media menjadi
tiga unsur, yaitu unsure : suara, visual, dan gerak. Media visual menjadi tiga,
yaitu: gambar, garis, dan symbol.
2. Hirarki
Media Menurut Duncan
Duncan menyusun taksonomi media menurut hirarki
pemanfaatannya untuk pendidikan. Semakin tinggi satuan biaya, semakin umum
sifat penggunaannya.
2.2. Jenis – Jenis Media Tertayang
1.
Bahan Tayang (Lembar Transparan dan/atau Presentasi)
Lembar transparan adalah lembaran plastik transparan (tembus
pandang) yang berisi pesan/informasi (teks, ilustrasi, gambar) yang disorotkan
(diproyeksikan) dengan menggunakan overhead projector (OHP), sedangkan
presentasi adalah pesan/informasi yang disusun dalam format power point.
2.
Pembuatan Film VCD/DVD atau bahan TV
Sebagai sebuah media pembelajaran dalam bentuk video/televisi
mempunyai karakteristik yang berbeda dengan media lain. Media video dapat
digunakan kapan saja dan kontrol ada pada pengguna, sedangkan media televisi hanya
dapat digunakan satu kali pada saat disiarkan. Namun secara umum kedua media
ini mempunyai karakteristik yang sama, yaitu:
a. Menampilkan gambar dengan gerak,
serta suara secara bersamaan.
b. Mampu menampilkan benda yang sangat
tidak mungkin ke dalam kelas karena terlalu besar (gunung), terlalu kecil
(kuman), terlalu abstrak (bencana), terlalu rumit (proses produksi), terlalu
jauh (kehidupan di kutub) dan lain sebagainya.
c. Mampu mempersingkat proses, misalnya
proses penyemaian padi hingga panen.
d. Memungkinkan adanya rekayasa
(animasi).
IV. TAHAPAN PEMBUATAN MEDIA VIDEO
PEMBELAJARAN
Dalam
pembuatan media pembelajaran dengan video, diperlukan beberapa tahapan penting
yang akan dibahas dalam bab ini. Untuk membuat media video pembelajaran secara umum ada tiga
tahap yaitu:
1.
Praproduksi
Tahap ini merupakan perencanaan dari kegiatan selanjutnya dan
hasil yang akan dicapai. Tahap ini meliputi penentuan ide, penyusunan garis
besar isi media video, penyusunan jabaran materi media video, penyusunan
naskah, dan pengkajian naskah.
2.
Produksi
Produksi merupakan tahap selajutnya setelah naskah diterima
oleh Produser dan Sutradara yang meliputi rembuk naskah, penentuan tim
produksi, pencarian pemain, pencarian lokasi shooting, rapat tim produksi, dan
pengambilan gambar.
3. Pascaproduksi
Setelah sekumpulan gambar dan suara diterima oleh editor,
maka langkah selanjutnya yaitu tahap pemilihan gambar dan suara yang terbaik,
tahapa ini meliputi editing (penggabungan dan pemilihan gambar), mixing
(pengisian musik), preview, ujicoba, revisi, dan distribusi/penyiaran.
4. Realisasi kegiatan produksi
Ada beberapa langkah dalam kegiatan produksi yang meliputi:
a. Rembuk Naskah (Script Conference)
b. Pembentukan Tim Produksi (Production Crews)
c. Membuat Shooting Script
d. Penyusunan Anggaran
e. Pemilihan
Pemain (Casting)
f. Pencarian
Lokasi (Hunting)
g. Rapat Tim Produksi (Production Meeting)
h. Setting
Lokasi (Blocking Area /Location Set)
i. Pengambilan
Gambar
V. PENYUSUNAN NASKAH SCENARIO TV
5.1 Persiapan Menulis Naskah/ Teks /
Narasi
Bagian penting yang harus dipersiapkan dalam menulis naskah,
teks maupun narasi pada program TV adalah menemukan ide atau gagasan. Setelah
ide ditemukan, seorang penulis naskah sangat perlu mempelajari substansi atau
isi dari sumber-sumber yang terkait dengan substansinya. Selanjutnya menetapkan
format program yang dipilih maka baru berpikir bagaimana menulisnya. Untuk
penulisan teks dapat diawali dengan penulisan kerangka tulisan (outline). Sedangkan untuk penulisan
narasi dapat dilakukan dengan menulis rencana gambaran visual yang akan diberi
narasinya. Dalam hal ini narasi akan lebih memberikan penjelasan gambaran visual
yang ditayangkan pada TV. Sebelum menulis naskah untuk panduan produksi
ditulis, biasanya didahului dengan membuat synopsis, dan Treatment.
5.2 Menilai Naskah/Teks/Narasi
Setelah naskah/teks/narasi ditulis, maka perlu ada evaluasi
atau penilaian dari produser, sebelum naskah tersebut diproduksi menjadi
program TV. Penilaian teks adalah berdasarkan
kaidah penulisan dan penggunaan bahasa yang benar serta keterbacaannya.
Sedangkan untuk penilaian narasi akan lebih menggunakan bahasa sehari-hari
sesuai karakter tokoh.
5.3 Mengedit Naskah/Teks/Narasi
Setelah naskah/teks/narasi dinilai penulis naskah akan
melakukan editing, mengedit sesuai saran, masukan dari produser.