Thursday, December 21, 2017

MEDIA TERTAYANG


 I. PENDAHULUAN

Media penyuluhan perikanan merupakan salah satu bagian penting dalam proses pembelajaran bagi pelaku utama pada kegiatan penyuluhan. Pemanfaatan dan pemilihan media harus menjadi bagian penting yang harus dikuasai oleh seorang penyuluh perikanan, sehingga seorang penyuluh perikanan perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran.

Penyajian media yang menarik dipandang sulit dan pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai alasan, padahal media penyuluhan yang menarik akan membantu mengkomunikasikan informasi penyuluhan kepada sasaran. Media yang baik harus sesuai dengan kondisi sasaran, merupakan tujuan pembuatan media penyuluhan. Pemilihan media penyuluhan harus disesuaikan dengan situasi, kondisi, waktu, ketersediaan biaya dan sumberdaya pendukung serta perubahan lingkungan strategis.



II. PERANAN MEDIA PENYULUHAN
PERIKANAN

1.    Peranan media penyuluhan perikanan sebagai saluran komunikasi (channel) dalam kegiatan penyuluhan perikanan.
a.    Menyalurkan pesan/informasi dari sumber/komunikator kepada sasaran.
b.    Menyalurkan feed back / umpan balik dari sasaran/komunikan kepada sumber / komuniukator sebagai bahan evaluasi.
c.    Menyebarluaskan pesan informasi kemasyarakat.
d.    Memungkinkan pelaksanaan penyuluhan perikanan secara teratur dan sistimatik.

2.    Peranan media penyuluhan perikanan sebagai Media Belajar dalam kegiatan penyuluhan perikanan.
a.    Memberi pengalaman belajar yang integral dari konkrit ke abstrak.
b.    Memungkinkan proses belajar dapat berlangsung secara terus menerus dan berkelanjutan.
c.    Memungkinkan proses belajar secara mandiri.



 III. KLASIFIKASI DAN JENIS MEDIA PEMBELAJARAN

2.1.       Taksonomi Media Pembelajaran
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan, melalui saluran atau perantara tertentu, ke penerima pesan.
Fungsi media pembelajaran dalam proses belajar mengajar adalah untuk : (1) memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis, (2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, (3) menghilangkan sikap pasif pada subjek belajar, (4) membengkitkan motivasi pada subjek belajar.
1.    Taksonomi menurut Rudy Bretz
Bretz (1972) mengidentifikasikan ciri utama media menjadi tiga unsur, yaitu unsure : suara, visual, dan gerak. Media visual menjadi tiga, yaitu: gambar, garis, dan symbol.
2.    Hirarki Media Menurut Duncan
Duncan menyusun taksonomi media menurut hirarki pemanfaatannya untuk pendidikan. Semakin tinggi satuan biaya, semakin umum sifat penggunaannya.
2.2.       Jenis – Jenis Media Tertayang
1.    Bahan Tayang (Lembar Transparan dan/atau Presentasi)
Lembar transparan adalah lembaran plastik transparan (tembus pandang) yang berisi pesan/informasi (teks, ilustrasi, gambar) yang disorotkan (diproyeksikan) dengan menggunakan overhead projector (OHP), sedangkan presentasi adalah pesan/informasi yang disusun dalam format power point.
2.    Pembuatan Film VCD/DVD atau bahan TV
Sebagai sebuah media pembelajaran dalam bentuk video/televisi mempunyai karakteristik yang berbeda dengan media lain. Media video dapat digunakan kapan saja dan kontrol ada pada pengguna, sedangkan media televisi hanya dapat digunakan satu kali pada saat disiarkan. Namun secara umum kedua media ini mempunyai karakteristik yang sama, yaitu:
a.    Menampilkan gambar dengan gerak, serta suara secara bersamaan.
b.    Mampu menampilkan benda yang sangat tidak mungkin ke dalam kelas karena terlalu besar (gunung), terlalu kecil (kuman), terlalu abstrak (bencana), terlalu rumit (proses produksi), terlalu jauh (kehidupan di kutub) dan lain sebagainya.
c.    Mampu mempersingkat proses, misalnya proses penyemaian padi hingga panen.
d.    Memungkinkan adanya rekayasa (animasi).


 IV. TAHAPAN PEMBUATAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN

Dalam pembuatan media pembelajaran dengan video, diperlukan beberapa tahapan penting yang akan dibahas dalam bab ini. Untuk membuat media video pembelajaran secara umum ada tiga tahap yaitu:
1.    Praproduksi
Tahap ini merupakan perencanaan dari kegiatan selanjutnya dan hasil yang akan dicapai. Tahap ini meliputi penentuan ide, penyusunan garis besar isi media video, penyusunan jabaran materi media video, penyusunan naskah, dan pengkajian naskah.
2.    Produksi
Produksi merupakan tahap selajutnya setelah naskah diterima oleh Produser dan Sutradara yang meliputi rembuk naskah, penentuan tim produksi, pencarian pemain, pencarian lokasi shooting, rapat tim produksi, dan pengambilan gambar.
3.    Pascaproduksi
Setelah sekumpulan gambar dan suara diterima oleh editor, maka langkah selanjutnya yaitu tahap pemilihan gambar dan suara yang terbaik, tahapa ini meliputi editing (penggabungan dan pemilihan gambar), mixing (pengisian musik), preview, ujicoba, revisi, dan distribusi/penyiaran.
4.    Realisasi kegiatan produksi
Ada beberapa langkah dalam kegiatan produksi yang meliputi:
a.    Rembuk Naskah (Script Conference)
b.    Pembentukan Tim Produksi (Production Crews)
c.    Membuat Shooting Script
d.    Penyusunan Anggaran
e.    Pemilihan Pemain (Casting)
f.     Pencarian Lokasi (Hunting)
g.    Rapat Tim Produksi (Production Meeting)
h.    Setting Lokasi (Blocking Area /Location Set)
i.      Pengambilan Gambar

 V. PENYUSUNAN NASKAH SCENARIO TV

5.1  Persiapan Menulis Naskah/ Teks / Narasi
Bagian penting yang harus dipersiapkan dalam menulis naskah, teks maupun narasi pada program TV adalah menemukan ide atau gagasan. Setelah ide ditemukan, seorang penulis naskah sangat perlu mempelajari substansi atau isi dari sumber-sumber yang terkait dengan substansinya. Selanjutnya menetapkan format program yang dipilih maka baru berpikir bagaimana menulisnya. Untuk penulisan teks dapat diawali dengan penulisan kerangka tulisan (outline). Sedangkan untuk penulisan narasi dapat dilakukan dengan menulis rencana gambaran visual yang akan diberi narasinya. Dalam hal ini narasi akan lebih memberikan penjelasan gambaran visual yang ditayangkan pada TV. Sebelum menulis naskah untuk panduan produksi ditulis, biasanya didahului dengan membuat synopsis, dan Treatment.

5.2  Menilai Naskah/Teks/Narasi
Setelah naskah/teks/narasi ditulis, maka perlu ada evaluasi atau penilaian dari produser, sebelum naskah tersebut diproduksi menjadi program TV. Penilaian teks adalah berdasarkan  kaidah penulisan dan penggunaan bahasa yang benar serta keterbacaannya. Sedangkan untuk penilaian narasi akan lebih menggunakan bahasa sehari-hari sesuai karakter tokoh.

5.3  Mengedit Naskah/Teks/Narasi
Setelah naskah/teks/narasi dinilai penulis naskah akan melakukan editing, mengedit sesuai saran, masukan dari produser.

No comments:

Post a Comment