Tuesday, January 23, 2018

METODE PENYULUHAN PERIKANAN TERDENGAR

BAB  I
METODE PENYULUHAN PERIKANAN TERDENGAR
1.1.       Pengertian
Metode penyuluhan perikanan adalah cara-cara yang digunakan oleh penyuluh perikanan kepada sasarannya dalam menyampaikan materi penyuluhan melalui sebuah media komunikasi agar proses komunikasi berjalan efektif. 
Metode penyuluhan perikanan terdengar merupakan sebuah metode penyuluhan yang bersifat tidak langsung dengan jumlah sasaran yang dijangkau bersifat massal. Penggunaan metode penyuluhan perikanan terdengar hanya akan berjalan efektif bila sasaran tidak mengalami gangguan pada indera pendengarannya.

1.2.       Jenis Metode Penyuluhan Perikanan Terdengar
1.2.1.      Naskah/Siaran Radio
Naskah radio merupakan materi penyuluhan perikanan berupa suatu tulisan atau naskah atau skenario yang akan dibacakan dalam siaran radio dengan durasi paling sedikit 30 menit.
1.2.2.      Jingle/Iklan Layanan
Jingle/iklan layanan masyarakat merupakan materi penyuluhan yang ditanyangkan di media elektronik dengan subtansi pemberitahuan atau pemberitaan atau promosi atau larangan atau pengumuman mengenai kegiatan perikanan atau kegiatan penyuluhan perikanan dengan durasi antara 30 – 120 detik.
BAB II
NASKAH/SIARAN RADIO
Ada beberapa materi yang perlu dipelajari untuk menunjang terwujudnya media penyuluhan terdengar dengan metode siaran radio / naskah, yaitu Karakter Medium Radio, 5 Prinsip Menulis Untuk Radio, Menulis Untuk Telinga, Menulis Singkatan, Nama, Gelar dan Angka, Tanda Baca dan Tanda Kutip, dan Bimbingan Ejaan Fonetik.

2.1.       Keunggulan dan Kelemahan
Metode siaran radio tentu memiliki keunggulan dan kelemahan, sebagaimana diuraikan di bawah ini:
a.    Keunggulan metode naskah/siaran radio
-  Menjaga Mobilitas
Radio tetap menjaga mobilitas pendengar tetap tinggi. Dia dapat didengar tanpa harus menghentikan aktifitas.

-  Sumber Informasi Tercepat
Ada yang menyebut radio dengan – Radio is The “Now” medium–. Pengertian “Now” di sini adalah kesegeraannya. Dibandingkan media Cetak dan Televisi, radio selain lebih murah dalam proses operasionalnya, dimungkinkan untuk menyebarkan informasi seketika.

-  Auditif
Meski produksi radio hanya suara, proses operasional relatif lebih mudah, biaya operasional juga lebih murah dan komunikasi dengan suara punya kelebihan dalam pendekatan dengan khalayak pendengar.
-  Menciptakan “Theatre of Mind”
Keuntungan lain dari penampilan suara, tanpa gambar, justru menciptakan “ imajinasi” yang sering menggoda rasa penasaran khalayak pendengar. Tantangan penulis naskah, bagaimana mampu membuat tulisan yang menggugah imajinasi pendengar melalui pilihan kosa kata dan kalimat yang mengandung “rasa bahasa” dan “imajinasi” yang kuat.

-  Komunikasi Personal
Sifat radio dengan komunikasi personalnya, sangat menguntungkan untuk menciptakan keakraban antara media dengan khalayak.

-  Bersifat “Mass Distributor”
Radio memiliki kekuatan sebagai distributor informasi, edukasi dan hiburan yang simultan. Dia bisa dinikmati sejumlah pendengar sekaligus.
-  Daya Jangkau Luas
Dalam hal distribusi produksi, radio punya keunggulan untuk meraih areal sasaran yang luas.

b.    Kelemahan metode naskah/siaran radio
-  Hanya Suara
Suara tidak mampu menjelaskan gambar, grafik data, dan atau hal-hal teknis tanpa menimbulkan salah paham.

-  Selintas
Kelemahan menonjol dari produksi radio yang hanya suara, adalah sifat selintasnya. Artinya, semua suara tersebut tidak terdokumentasi khalayak pendengar.

-  Anti Detil
Akibat dari kelemahan “Hanya Auditif” dan “Selintas”, radio tidak mungkin menyajikan sesuatu secara detil.

2.2.       Prinsip Dasar Menulis Naskah / Siaran Radio
Ada lima prinsip dasar yang harus diperhatikan saat menulis naskah radio.
a.    Diucapkan
Naskah radio merupakan bahan ucapan yang akan disampaikan melalui suara penyiar. Oleh karena itu karakter komunikasinya terbatas pada “Komunikasi Lisan” atau “Komunikasi Tutur” sehingga sebaiknya isi tulisan menggunakan bahasa tutur yang biasa diucapkan sehari-hari.
b.    Komunikasi Langsung
Konsekuensi dari tuntutan tulisan untuk “Bicara”, maka alur penulisan di radio harus bersifat langsung.
c.    Bersifat Sekarang
Keistimewaan radio adalah kesegeraannya. Untuk itu penulisan naskah radio pun disarankan menggambarkan sesuatu yang sedang terjadi.
d.    Pribadi
Sifat radio adalah hubungan antar individu atau personal. Meskipun pada waktu yang bersamaan siaran radio ditujukan kepada orang banyak secara serentak dan yang mendengarkan radio jumlahnya bisa ribuan orang, tetapi karena tampilan auditifnya membuat radio bercitra medium komunikasi personal dimana mereka masing-masing mendengarkan sendiri-sendiri atau paling tidak dalam kelompok-kelompok kecil.
e.    Didengar sekali
Ingat, “Selintas” adalah salah satu kelemahan karakter radio. Sekali disiarkan, siaran radio tidak bisa diulang.
f.     Radio Hanya Suara
Suara adalah media kita untuk menyampaikan informasi kepada pendengar. Untuk itu jangan gunakan kata-kata yang kabur maknanya.

2.3.       Tahapan Penulisan
Ada 4 tahap penulisan bertutur:
a.    Pikirkan
Dalam tahap ini, penulis harus membaca dulu dan memahami apa yang hendak ditulis.  
b.    Perkataan
Sesudah tahap pertama selesai, yaitu menentukan topik, dampak dan menghimpun data yang dianggap penting unuk memperkuat tulisan, penulis dengan bersuara kemudian menceritakan tentang hal yang hendak ditulisnya.
c.    Tulis
Sesudah tahap “Perkataan” maka sekarang giliran penulis untuk menulis apa yang diperkatakan tadi.
d.   Perbaikan
Sesudah apa yang diperkatakan tadi ditulis apa adanya, giliran penulis untuk melakukan perbaikan-perbaikan.
BAB III
TEKNIS PENULISAN NASKAH

Pada setiap penulisan naskah berbeda-beda tergantung pada jenis media penyuluhan. Tiap-tiap jenis media penyuluhan mempunyai bentuk yang berbeda/khas, namun pada dasarnya memiliki cara dan maksud yang sama. Pada naskah audio (radio dan kaset) lembar naskah terbagi dalam 2 kolom. Pada kolom sebelah kiri merupakan bagian kolom yang dituliskan pelaku, sedangkan kolom sebelah kanan nama lagu dan suara-suara yang direkam.
Radio bertugas tak hanya mengirim/menyiarkan tetapi juga menerima. Ini mengundang implikasi bahwa radio akan membuat pendengar tak hanya mendengar tapi juga berbicara dan tidak membuat pendengar terisolasi tetapi menghubungkannya dengan proses perubahan negara dan masyarakat.

Jingle/Iklan Layanan
Jingle/iklan layanan masyarakat merupakan materi penyuluhan yang ditanyangkan di media elektronik dengan subtansi pemberitahuan atau pemberitaan atau promosi atau larangan atau pengumuman mengenai kegiatan perikanan atau kegiatan penyuluhan perikanan dengan durasi antara 30 – 120 detik.
Jingle merupakan pengulangan dari barand name atau slogan. Bila dikaitkan dengan perikanan, maka yang dimaksud dengan brand name atau slogan tersebut adalah hal-hal atau materi-materi atau pesan-pesan perikanan yang ingin disampaikan kepada sasaran melalui sebuah jingle/layanan iklan. Tujuan pembuatan suatu jingle, biasanya untuk kepentingan yang long lasting (tidak seperti radio spot, atau lagu iklan, yang biasanya maksimum digunakan untuk satu tahun saja). Jingle biasanya dipergunakan untuk berbagai keperluan, namun terutama sebagai „signature tune‟ dari semua materi komunikasi, dalam hal ini komunikasi terkait dengan penyuluhan perikanan.
Sama halnya dengan metode penyuluhan perikanan terdengar lainnya, dalam pembuatan jingle/iklan layanan perlu memperhatikan beberapa hal diantaranya:
a. Karakteristik sasaran
- Pria/wanita
- Kelompok Usia
- Jenis usaha sasaran
b. Luas jangkauan
Hal ini berkaitan dengan radio sebagai alat/media untuk menyampaikan materi penyuluhan perikanan yang umumnya bersifat lokal. Oleh karena itu, bila jangkauan yang diinginkan lebih luas (seperti untuk tingkat nasional), maka penggunaan saluran radio pun sebaiknya yang bersifat nasional.
c.  Jenis materi yang akan disampaikan
Penetapan jenis materi yang akan disampaikan sangat erat kaitannya dengan jenis usaha sasaran. Penetapan materi yang sesuai dengan jenis usaha sasaran akan sangat berpengaruh terhadap tingkat efektivitas penerimaan materi penyuluhan perikanan oleh sasaran. Selain jenisnya, hal lain yang harus diperhatikan adalah sifat dari materi yang disampaikan itu sendiri apakah bersifat pemberitahuan, larangan, pengumuman atau lainnya.
Adapun tahapan pembuatan jingle/iklan layanan adalah sebagai berikut:
1) Tahap Konsep
Dalam tahap ini diinformasikan / dirumuskan konsep jingle/iklan layanan yang akan dibuat termasuk didalamnya adalah situasi yang diinginkan dan dialog yang akan dilaksanakan.

2) Tahap Pengumpulan Data
Dalam tahap ini berbagai komponen dikumpulkan/diproduksi misalnya backsound, lagu-lagu, sound effects, hingga dialog/monolog.

3) Tahap Pembuatan Komponen
Dalam tahap ini berbagai komponen diproduksi, misalnya dialog/monolog diproduksi/direkan, backsound dibuat sesuai dengan kebutuhan, dll.

4) Tahap Assembling
Dalam tahap ini berbagai komponen diassembling / digabungkan serta diperbaiki supaya tepat sesuai dengan yang diinginkan.
5) Tahap Produksi Contoh
Dalam tahap ini diproduksi contoh jingle/iklan yang sudah 90% selesai untuk coba diperdengarkan. Apabila masih terdapat hal-hal yang kurang maka contoh jingle/iklan ini selanjutnya diperbaiki (tahap revisi).

6) Tahap Revisi
Dalam tahap ini dilakukan revisi akhir terhadap contoh jingle/iklan yang telah coba diperdengarkan.

7) Tahap Produksi Final
Dalam tahap ini jingle/iklan layanan masyarakat yang diproduksi sudah dapat diperdengarkan/diudarakan. 

Monday, January 8, 2018

MEDIA TERCETAK


BAB  I
MEDIA PENYULUHAN TERCETAK

Salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan penyuluhan perikanan adalah penyampaian informasi dan teknologi perikanan kepada penggunanya, informasi dan teknologi perikanan tersebut bisa disampaikan secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan media penyuluhan. Berbagai media penyuluhan dapat digunakan untuk mengemas informasi dan teknologi yang akan disampaikan kepada pelaku utama/pelaku usaha sebagai pengguna teknologi, salah satunya media cetak. Media cetak adalah media yang bersifat statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media cetak dapat pula diartikan sebagai informasi yang disajikan dalam bentuk cetakan, ada beberapa jenis media cetak yang dapat digunakan untuk kepentingan pembelajaran, yaitu leaflet, folder, poster, booklet, flipchart/peta singkap, flier/kartu kilat, brosur, baliho, dan lain-lain.
Secara umum dapat dikatakan bahwa media merupakan suatu perantara yang digunakan dalam proses belajar. Tujuan penggunaan media adalah untuk memperjelas informasi yang disampaikan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan sasaran. Dengan demikian media berperan penting dalam memberikan pengalaman kongkrit dan sesuai dengan tujuan belajar.
BAB II
JENIS MEDIA PENYULUHAN TERCETAK

2.1.       LEAFLET
Leaflet adalah lembaran kertas lepas tidak dilipat yang berisi pesan penyuluhan perikanan dalam bentuk tulisan dan gambar (foto ilustrasi). Leaflet dibuat dengan standar teknis kertas setebal 80 gr dan ukuran folio atau kuarto/A4. Leaflet mempunyai tujuan yaitu untuk menyampaikan informasi atau penjelasan ringkas yang berkaitan dengan kegiatan kelautan dan perikanan yang mana sasarannya adalah pelaku utama perikanan dan keluarganya, baik perorangan maupun kelompok, serta penyuluh dan petugas perikanan. Materi yang dipakai adalah teknologi produksi ekonomi, sosial, dan kebijakan yang berkaitan dengan perikanan.
Dalam penggunaannya leaflet diberikan secara langsung kepada pelaku utama pada pertemuan atau acara tertentu dan diberikan kepada penyuluh sebagai bahan pendamping kelompok kelautan dan perikanan.

Prosedur Pembuatan Leaflet:
a.    Tentukan Judul/topik
b.    Buat kerangka/bagan berdasarkan materi yang dipilih
c.    Buat konsep dasar
d.    Buat layout sesuai usuran yang ditentukan
e.    Periksa kembali konsep dan lakukan revisi jika perlu
f.     Uji coba untuk mengetahui sejauhmana dapat memberikan informasi
Ketentuan isi leaflet:
a.    Ringkas, berisi garis besar topik yang dibicarakan
b.    Kalimat pendek dan bersifat instruksional
c.    Bahasa mudah dimengerti
d.    Hindari gambar-gambar/istilah-istilah/simbol-simbol yang terlalu rinci dan rumit yang sukar dimengerti
e.    Huruf minimal berukuran 10 point
f.     Jarak spasi antar baris dapat lebih dari satu

Keunggulan dan kelemahan leaflet:
Keunggulan
Kelemahan
a) Bisa dibaca berulang kali
b) Ringkas dan mudah dimengerti
c) Bisa digunakan untuk belajar mandiri
d) Mudah dibawa kemana-mana
e) Biaya relatif murah

a) Informasi yang disampaikan kurang
    mendalam
b) Sasaran terbatas pada orang-orang
    yang bisa membaca
c) Untuk memperdalam materi perlu
    bantuan media penyuluhan lain

2.2.       FOLDER
Folder adalah lembaran kertas yang dilipat dua atau tiga lipatan yang berisi pesan penyuluhan dalam bentuk tulisan gambar (foto atau ilustrasi). Folder memiliki tujuan, sasaran, standar teknis, materi, penggunaan, prosedur, ketentuan isi, keunggulan, dan kelemahan yang sama dengan pembuatan leaflet.

2.3.       POSTER
Poster adalah lembaran kertas yang berisikan pesan penyuluhan perikanan dalam bentuk gambar dan tulisan. Poster memiliki tujuan dan sasaran yang sama dengan pembuatan leaflet. Materi yang disampaikan berisi satu pesan, berupa pemberitahuan, ajakan, maupun peringatan.
Keunggulan dan kelemahan poster:
Keunggulan
Kelemahan
1) Visualnya mampu menyampaikan
    pesan secara cepat dan langsung
2) Mampu menjangkau sasaran lebih
    banyak
3) Dapat ditempel di tempat yang
    strategi di mana saja
4) Mudah dan cepat dimengerti,
    termasuk oleh mereka yang buta huruf
1) Untuk memperolah informasi yang
    lebih mendalam, memerlukan
    media penyuluhan lain
2) Tidak dapat menjamin tumbuhnya
    satu pengertian yang sama di
    antara sasaran
3) Mudah rusak, robek dan hilang

Standar Teknis Poster:
1)   Bahan
a.    Kertas dengan ketebalan lebih dari 100 gram dan tidak mudah robek
b.    Untuk keperluan terbatas, poster dapat juga dibuat pada karton, papan, kain atau bahan lainnya
2)   Ukuran
Minimal double folio (29.7 x 42) cm sampai ukuran plano (70 x 90) cm.
3)   Huruf
a.    Jangan menggunakan huruf hias, jenis huruf dalam satu kalimat harus sama
b.    Penekanan pesan dapat dilakukan dengan penebalan dan pembesaran huruf

Isi Pesan pada Poster
a.    Gambar lebih besar dari tulisan
b.    Gambar terlihat jelas dari jarak 5 (lima) meter
c.    Menggunakan susunan kata yang menarik dan sederhana agar mudah dimengerti
d.    Pesan utama tidak lebih dari 7 (tujuh) kata

Identitas yang terdiri dari :
a.    Produksi, tahun produksi
b.    Logo (bila ada)

Penggunaan:
Ditempelkan pada tempat strategis yang mudah dilihat dan dilalui sasaran.

Prosedur Pembuatan Poster
a.    Tetapkan judul sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
b.    Kumpulkan bahan materi
c.    Buat konsep
d.    Tentukan bahan poster dan ukuran poster
e.    Buat Layout sesuai konsep
f.     Gambarlah draf poster sesuai dengan rencana layout/tata ruang/penataan dengan memeperhatikan keseimbangan bentuk /pola yang akan digunakan.

2.4.       BOOKLET
Booklet adalah buku kecil yang berisi informasi materi penyuluhan perikanan dalam bentuk tulisan yang dilengkapi gambar atau foto atau label dan/atau ilustrasi lainnya.

2.5.       FLIP CHART/ PETA SINGKAP
Peta singkap adalah lembaran-lembaran kertas berisi gambar dan tulisan yang disusun secara berurutan, bagian atasnya disatukan sehingga mudah disingkap.
Standar Teknis:
Bahan: Kertas disesuaikan dengan ketersediaan dan kebutuhan
Ukuran: Ukuran kertas minimal A3 (29.7 x 42 cm) atau double
             folio. Semakin besar ukuran kertas maka semakin baik.

Prosedur Pembuatan Peta Singkap
a.    Mulailah dengan satu gagasan yang dapat berupa satu tahapan dari proses satu sajian gambar dari objek tertentu.
b.    Perhatikan hal-hal yang menonjol dari gagasan anda, pisahkan menjadi bagian-bagian dimana satu bagian memuat satu ide/gagasan.
c.    Siapkan kertas atau kartu untuk menyusun bagian dari peta singkap
d.    Gambarkan setiap bagian-bagian tadi dengan memberi jenis huruf, ukuran gambar dan warna yang akan digunakan
e.    Perbesar gambar sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan. Susunlah menurut urutan-urutan dari materi yang akan disajikan.

2.6.       FLIER/ KARTU KILAT
Kartu kilat adalah kartu-kartu yang disusun secara berurutan, masing-masing berisikan gambar. Dalam penggunaannya kartu tersebut diperlihatkan satu persatu. Kartu kilat digunakan dalam penyelenggaraan kursus, latihan dan pada penyelenggaraan Temu Lapang. Kartu kilat dibuat dari kertas tebal sebagai tempat menempelkan gambar/ilustrasi, ilustrasi dan tulisan sebaiknya menggunakan spidol atau cat air.

Prosedur pembuatan Kartu Kilat
a.    Tentukan satu topik dengan satu gagasan
b.    Siapkan kertas untuk merancang gambar atau tulisan yang akan ditempel pada karton yang telah disiapkan
c.    Urutkanlah gambar-gambar dengan susunan yang telah diberi nomor urut untuk memudahkan dalam pemakaian atau penggunaan
d.    Sejumlah kartu lepasan yang berisikan gambar foto atau ilustrasi yang disajikan satu per satu menurut urutannya. 16 Standar Teknis Media Penyuluhan Perikanan

Standar Teknis
Bahan: Kertas karton atau bahan lainnya yang sejenisnya.
Ukuran: A5 (14.8 x 21 cm)

Isi Kartu Kilat
a.    Setiap seri kartu kilat berisi satu materi secara tuntas.
b.    Setiap kartu berisi gambar tanpa keterangan dan tidak diberi nomor (untuk memudahkan penukaran bila urutan berubah).
c.    Halaman muka berisi foto dan halaman belakang berisi keterangan gambar, tahun pembuatan dan penerbit.

2.7.       BROSUR
Brosur adalah buku yang berisi uraian tentang suatu topik, gagasan atau konsep yang berkaitan dengan perikanan, yang disajikan dalam bentuk tulisan yang dilengkapi dengan gambar, foto, tabel dan ilustrasi lainnya.
Brosur merupakan bentuk media penyuluhan tercetak dalam bentuk lembaran yang tersusun seperti bentuk buku. Jumlah halaman pada brosur sedikitnya 8 (delapan) halaman dan sebanyak-banyaknya 40 (empat puluh) halaman. Brosur berisi penyajian salah satu topik, materi pokok disajikan secara sederhana akan tetapi lebih mendalam dari pada leaflet atau folder. Isi brosur dapat disertai dengan gambar, garafik, diagram dan foto untuk memperjelas arti yang tertulis dalam brosur.

2.8.       BALIHO
Baliho (billboard) adalah suatu papan berukuran besar, berisi pesan atau informasi gambar dan kata-kata dipasang di tempat terbuka agar dapat terlihat oleh masyarakat luas.
Standar Teknis
Bahan: Papan, multiplex, seng atau kain tebal yang kuat bila dibentangkan.
Ukuran: Minimal 1,2 x 2,4 meter.
Ketentuan Isi
a.    Satu tulisan atau tulisan yang dominan dengan sedikit gambar.
b.    Tulisan dapat terbaca dari jarak jauh (25 - 30 m).



2.9.       BUKU PINTAR
Buku Pintar adalah sebuah buku yang berisi kumpulan kebijakan, peraturan-peraturan, istilah-istilah, dan data yang berkaitan dengan perikanan.
Standar Teknis
Bahan: Lembar cover minimal 210 gr. Halaman isi minimal 80 gr.
Ukuran: Minimal A5 (14.8 x 21 cm)
Ketentuan Isi: Kebijakan, peraturan, ketentuan, istilah dan data
yang berkaitan dengan perikanan.
Huruf: Gunakan huruf-huruf yang mudah dibaca dengan ukuran
minimal 10 point.

2.10.   NEWSLETTER SULUH MINA BAHARI
Newsletter Suluh Mina Bahari adalah buku yang berisi ragam berita untuk keperluan menyampaikan materi lingkup perikanan baik perikanan tangkap, perikanan budidaya, pengolahan dan pemasaran serta konservasi yang diterbitkan secara berkala.
Standar Teknis
Bahan
- Kertas halaman dalam minimal 80 gram.
- Lembar cover minimal 130 gram.
Ukuran
Sama atau lebih besar dari majalah perikanan.
Isi
- Sistematika isi : halaman luar, judul, daftar isi, rubrik.
- Jumlah halaman isi minimal 12 halaman.
Identitas
- Identitas, nomor, tahun terbitan, penerbit.
- Nama dewan redaksi, penanggungjawab, ilustrator/disain.
- Nama buletin.
2.11.   KAIN BENTANGAN (SPANDUK)
Kain Bentangan/spanduk dalah sehelai kain yang dibentangkan bertuliskan sesuatu pesan yang berkaitan dengan perikanan.
Standar Teknis
Bahan
Kain yang kuat untuk dibentangkan dan relatif murah seperti kain mori, famatex, katun dan sebagainya.
Ukuran
Panjang 3 - 6 m tergantung keperluan, lebar 90 cm atau selebar kain.
Isi/Pesan
Satu pesan yang sifatnya memberitahu, mengingatkan, mengajak akan sesuatu hal aktual yang berkaitan dengan perikanan.
Tulisan
- Dapat dibaca secara cepat dari jarak 6 - 10 meter.
- Tulisan paling banyak 2 baris.

2.12.   MAJALAH PERIKANAN
Majalah perikanan adalah buku yang memuat berbagai ragam informasi yang berkaitan dengan perikanan, terbit secara berkala.
Standar Teknis
Bahan
-       Kertas halaman dalam dibuat dari kertas yang beratnya minimal 80 gram.
-       Untuk cover minimal 130 gram.
Ukuran
A5 (14.8 x 21 cm) atau ukuran lain yang memudahkan untuk dibawa dan disimpan.
Huruf
- Jenis huruf sederhana, yang mudah dibaca.
- Ukuran huruf 10 point.
Isi
-  Terdiri dari beberapa rubrik. Tiap rubrik berisi beberapa tulisan yang ditulis secara ilmiah populer.
-  Dapat dilengkapi gambar, bagan, dan ilustrasi lainnya.
-  Nama penulis dicantumkan di bawah judul tulisan.
-  Mengikuti kaidah tata cara penulisan ilmiah populer.
Identitas
- Harus ada izin terbit.
- Nomor, tahun penerbitan, penerbit.
- Nama dewan redaksi, penanggungjawab, ilustrator.

2.13.   PAMPLET/SELEBARAN
Pamplet/selebaran adalah sehelai kertas, bisa dilipat bisa tidak, bergambar dengan kata-kata atau kata-katanya tanpa gambar yang mengandung pesan-pesan bidang perikanan.
Standar Teknis
Bahan
Kertas, minimal 60 gram

Ukuran
Minimal 1/4 folio/legal atau 1/4 kwarto/A4
Materi
Pengumuman/pemberitahuan informasi tentang sesuatu hal yang baru atau tentang suatu kegiatan.
Isi
- Berupa gambar dengan tulisan atau tulisan saja.
- Dicetak satu muka.

2.14.   FOTO
Foto merupakan salah satu media yang dapat memvisualisasikan lebih konkrit, lebih realistik dan lebih akurat. Secara khusus foto berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang tidak mudah dilupakan.
Foto yang mengandung titik pokok informasi atau pesan ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi diantanya ;
-            Ada pesan yang hendak disampaikan.
-            Tampilan gambar kegiatan, kejadian yang sederhana
-            Dekati atau fokus pada objek yang akan difoto
-            Kualitas foto yag baik