BAB I
METODE PENYULUHAN
PERIKANAN TERDENGAR
1.1.
Pengertian
Metode penyuluhan perikanan adalah cara-cara yang
digunakan oleh penyuluh perikanan kepada sasarannya dalam menyampaikan materi
penyuluhan melalui sebuah media komunikasi agar proses komunikasi berjalan
efektif.
Metode penyuluhan perikanan terdengar merupakan
sebuah metode penyuluhan yang bersifat tidak langsung dengan jumlah sasaran
yang dijangkau bersifat massal. Penggunaan metode penyuluhan perikanan
terdengar hanya akan berjalan efektif bila sasaran tidak mengalami gangguan
pada indera pendengarannya.
1.2.
Jenis Metode Penyuluhan Perikanan
Terdengar
1.2.1. Naskah/Siaran Radio
Naskah radio merupakan materi penyuluhan perikanan
berupa suatu tulisan atau naskah atau skenario yang akan dibacakan dalam siaran
radio dengan durasi paling sedikit 30 menit.
1.2.2. Jingle/Iklan Layanan
Jingle/iklan layanan masyarakat merupakan materi
penyuluhan yang ditanyangkan di media elektronik dengan subtansi pemberitahuan
atau pemberitaan atau promosi atau larangan atau pengumuman mengenai kegiatan
perikanan atau kegiatan penyuluhan perikanan dengan durasi antara 30 – 120
detik.
BAB II
NASKAH/SIARAN RADIO
Ada beberapa materi yang perlu
dipelajari untuk menunjang terwujudnya media penyuluhan terdengar dengan metode
siaran radio / naskah, yaitu Karakter Medium Radio, 5 Prinsip Menulis Untuk
Radio, Menulis Untuk Telinga, Menulis Singkatan, Nama, Gelar dan Angka, Tanda
Baca dan Tanda Kutip, dan Bimbingan Ejaan Fonetik.
2.1. Keunggulan dan Kelemahan
Metode siaran radio tentu memiliki
keunggulan dan kelemahan, sebagaimana diuraikan di bawah ini:
a.
Keunggulan
metode naskah/siaran radio
- Menjaga Mobilitas
Radio tetap menjaga mobilitas pendengar tetap tinggi. Dia dapat didengar
tanpa harus menghentikan aktifitas.
- Sumber Informasi Tercepat
Ada yang menyebut radio dengan – Radio is The “Now” medium–. Pengertian
“Now” di sini adalah kesegeraannya. Dibandingkan media Cetak dan Televisi,
radio selain lebih murah dalam proses operasionalnya, dimungkinkan untuk
menyebarkan informasi seketika.
- Auditif
Meski produksi radio hanya suara, proses operasional relatif lebih mudah,
biaya operasional juga lebih murah dan komunikasi dengan suara punya kelebihan
dalam pendekatan dengan khalayak pendengar.
- Menciptakan “Theatre of Mind”
Keuntungan lain dari penampilan suara, tanpa gambar, justru menciptakan “
imajinasi” yang sering menggoda rasa penasaran khalayak pendengar. Tantangan penulis naskah, bagaimana
mampu membuat tulisan yang menggugah imajinasi pendengar melalui pilihan kosa
kata dan kalimat yang mengandung “rasa bahasa” dan “imajinasi” yang kuat.
- Komunikasi Personal
Sifat radio dengan komunikasi personalnya, sangat menguntungkan untuk
menciptakan keakraban antara media dengan khalayak.
- Bersifat “Mass Distributor”
Radio memiliki kekuatan sebagai distributor informasi, edukasi dan hiburan
yang simultan. Dia bisa dinikmati sejumlah pendengar sekaligus.
- Daya Jangkau Luas
Dalam hal distribusi produksi, radio punya keunggulan untuk meraih areal
sasaran yang luas.
b.
Kelemahan
metode naskah/siaran radio
- Hanya Suara
Suara tidak mampu menjelaskan gambar, grafik data, dan atau
hal-hal teknis tanpa menimbulkan salah paham.
- Selintas
Kelemahan
menonjol dari produksi radio yang hanya suara, adalah sifat selintasnya.
Artinya, semua suara tersebut tidak terdokumentasi khalayak pendengar.
- Anti Detil
Akibat
dari kelemahan “Hanya Auditif” dan “Selintas”, radio tidak mungkin menyajikan
sesuatu secara detil.
2.2. Prinsip Dasar Menulis Naskah / Siaran Radio
Ada lima prinsip dasar yang harus
diperhatikan saat menulis naskah radio.
a.
Diucapkan
Naskah radio merupakan bahan ucapan yang akan disampaikan
melalui suara penyiar. Oleh karena itu karakter komunikasinya terbatas pada
“Komunikasi Lisan” atau “Komunikasi Tutur” sehingga sebaiknya isi tulisan
menggunakan bahasa tutur yang biasa diucapkan sehari-hari.
b.
Komunikasi Langsung
Konsekuensi dari tuntutan tulisan untuk “Bicara”, maka alur
penulisan di radio harus bersifat langsung.
c. Bersifat
Sekarang
Keistimewaan radio adalah kesegeraannya. Untuk itu penulisan
naskah radio pun disarankan menggambarkan sesuatu yang sedang terjadi.
d. Pribadi
Sifat radio adalah hubungan antar individu atau personal.
Meskipun pada waktu yang bersamaan siaran radio ditujukan kepada orang banyak
secara serentak dan yang mendengarkan radio jumlahnya bisa ribuan orang, tetapi
karena tampilan auditifnya membuat radio bercitra medium komunikasi personal
dimana mereka masing-masing mendengarkan sendiri-sendiri atau paling tidak
dalam kelompok-kelompok kecil.
e. Didengar
sekali
Ingat, “Selintas” adalah salah satu kelemahan karakter radio.
Sekali disiarkan, siaran radio tidak bisa diulang.
f. Radio Hanya
Suara
Suara adalah media kita untuk menyampaikan informasi kepada pendengar.
Untuk itu jangan gunakan kata-kata yang kabur maknanya.
2.3.
Tahapan Penulisan
Ada 4 tahap penulisan bertutur:
a.
Pikirkan
Dalam tahap ini, penulis harus membaca dulu dan memahami apa
yang hendak ditulis.
b. Perkataan
Sesudah tahap pertama selesai, yaitu menentukan topik, dampak
dan menghimpun data yang dianggap penting unuk memperkuat tulisan, penulis
dengan bersuara kemudian menceritakan tentang hal yang hendak ditulisnya.
c. Tulis
Sesudah tahap “Perkataan” maka sekarang giliran penulis untuk
menulis apa yang diperkatakan tadi.
d. Perbaikan
Sesudah apa yang diperkatakan tadi ditulis apa adanya, giliran penulis
untuk melakukan perbaikan-perbaikan.
BAB III
TEKNIS PENULISAN NASKAH
Pada setiap penulisan naskah berbeda-beda tergantung pada
jenis media penyuluhan. Tiap-tiap jenis media penyuluhan mempunyai bentuk yang
berbeda/khas, namun pada dasarnya memiliki cara dan maksud yang sama. Pada
naskah audio (radio dan kaset) lembar naskah terbagi dalam 2 kolom. Pada kolom
sebelah kiri merupakan bagian kolom yang dituliskan pelaku, sedangkan kolom
sebelah kanan nama lagu dan suara-suara yang direkam.
Radio bertugas tak hanya mengirim/menyiarkan tetapi juga
menerima. Ini mengundang implikasi bahwa radio akan membuat pendengar tak hanya
mendengar tapi juga berbicara dan tidak membuat pendengar terisolasi tetapi
menghubungkannya dengan proses perubahan negara dan masyarakat.
Jingle/Iklan Layanan
Jingle/iklan layanan masyarakat merupakan materi penyuluhan yang ditanyangkan
di media elektronik dengan subtansi pemberitahuan atau pemberitaan atau promosi
atau larangan atau pengumuman mengenai kegiatan perikanan atau kegiatan
penyuluhan perikanan dengan durasi antara 30 – 120 detik.
Jingle merupakan pengulangan dari barand name atau slogan. Bila dikaitkan dengan
perikanan, maka yang dimaksud dengan brand name atau slogan tersebut adalah
hal-hal atau materi-materi atau pesan-pesan perikanan yang ingin disampaikan
kepada sasaran melalui sebuah jingle/layanan iklan. Tujuan pembuatan suatu
jingle, biasanya untuk kepentingan yang long lasting (tidak seperti radio spot,
atau lagu iklan, yang biasanya maksimum digunakan untuk satu tahun saja).
Jingle biasanya dipergunakan untuk berbagai keperluan, namun terutama sebagai
„signature tune‟ dari semua materi komunikasi, dalam hal ini komunikasi terkait
dengan penyuluhan perikanan.
Sama halnya dengan metode penyuluhan perikanan terdengar
lainnya, dalam pembuatan jingle/iklan layanan perlu memperhatikan beberapa hal
diantaranya:
a. Karakteristik sasaran
- Pria/wanita
- Kelompok Usia
- Jenis usaha sasaran
b. Luas jangkauan
Hal ini berkaitan dengan radio
sebagai alat/media untuk menyampaikan materi penyuluhan perikanan yang umumnya
bersifat lokal. Oleh karena itu, bila jangkauan yang diinginkan lebih luas
(seperti untuk tingkat nasional), maka penggunaan saluran radio pun sebaiknya
yang bersifat nasional.
c. Jenis materi yang
akan disampaikan
Penetapan jenis materi yang akan
disampaikan sangat erat kaitannya dengan jenis usaha sasaran. Penetapan materi
yang sesuai dengan jenis usaha sasaran akan sangat berpengaruh terhadap tingkat
efektivitas penerimaan materi penyuluhan perikanan oleh sasaran. Selain
jenisnya, hal lain yang harus diperhatikan adalah sifat dari materi yang
disampaikan itu sendiri apakah bersifat pemberitahuan, larangan, pengumuman
atau lainnya.
Adapun tahapan pembuatan jingle/iklan
layanan adalah sebagai berikut:
1) Tahap Konsep
Dalam tahap ini diinformasikan /
dirumuskan konsep jingle/iklan layanan yang akan dibuat termasuk didalamnya
adalah situasi yang diinginkan dan dialog yang akan dilaksanakan.
2) Tahap Pengumpulan Data
Dalam tahap ini berbagai komponen
dikumpulkan/diproduksi misalnya backsound, lagu-lagu, sound effects, hingga
dialog/monolog.
3) Tahap Pembuatan Komponen
Dalam tahap ini berbagai komponen
diproduksi, misalnya dialog/monolog diproduksi/direkan, backsound dibuat sesuai
dengan kebutuhan, dll.
4) Tahap Assembling
Dalam tahap ini berbagai komponen
diassembling / digabungkan serta diperbaiki supaya tepat sesuai dengan yang
diinginkan.
5) Tahap Produksi Contoh
Dalam tahap ini diproduksi contoh
jingle/iklan yang sudah 90% selesai untuk coba diperdengarkan. Apabila masih
terdapat hal-hal yang kurang maka contoh jingle/iklan ini selanjutnya
diperbaiki (tahap revisi).
6) Tahap Revisi
Dalam tahap ini dilakukan revisi
akhir terhadap contoh jingle/iklan yang telah coba diperdengarkan.
7) Tahap Produksi Final
Dalam tahap ini jingle/iklan layanan masyarakat yang diproduksi sudah
dapat diperdengarkan/diudarakan.