Tuesday, January 23, 2018

METODE PENYULUHAN PERIKANAN TERDENGAR

BAB  I
METODE PENYULUHAN PERIKANAN TERDENGAR
1.1.       Pengertian
Metode penyuluhan perikanan adalah cara-cara yang digunakan oleh penyuluh perikanan kepada sasarannya dalam menyampaikan materi penyuluhan melalui sebuah media komunikasi agar proses komunikasi berjalan efektif. 
Metode penyuluhan perikanan terdengar merupakan sebuah metode penyuluhan yang bersifat tidak langsung dengan jumlah sasaran yang dijangkau bersifat massal. Penggunaan metode penyuluhan perikanan terdengar hanya akan berjalan efektif bila sasaran tidak mengalami gangguan pada indera pendengarannya.

1.2.       Jenis Metode Penyuluhan Perikanan Terdengar
1.2.1.      Naskah/Siaran Radio
Naskah radio merupakan materi penyuluhan perikanan berupa suatu tulisan atau naskah atau skenario yang akan dibacakan dalam siaran radio dengan durasi paling sedikit 30 menit.
1.2.2.      Jingle/Iklan Layanan
Jingle/iklan layanan masyarakat merupakan materi penyuluhan yang ditanyangkan di media elektronik dengan subtansi pemberitahuan atau pemberitaan atau promosi atau larangan atau pengumuman mengenai kegiatan perikanan atau kegiatan penyuluhan perikanan dengan durasi antara 30 – 120 detik.
BAB II
NASKAH/SIARAN RADIO
Ada beberapa materi yang perlu dipelajari untuk menunjang terwujudnya media penyuluhan terdengar dengan metode siaran radio / naskah, yaitu Karakter Medium Radio, 5 Prinsip Menulis Untuk Radio, Menulis Untuk Telinga, Menulis Singkatan, Nama, Gelar dan Angka, Tanda Baca dan Tanda Kutip, dan Bimbingan Ejaan Fonetik.

2.1.       Keunggulan dan Kelemahan
Metode siaran radio tentu memiliki keunggulan dan kelemahan, sebagaimana diuraikan di bawah ini:
a.    Keunggulan metode naskah/siaran radio
-  Menjaga Mobilitas
Radio tetap menjaga mobilitas pendengar tetap tinggi. Dia dapat didengar tanpa harus menghentikan aktifitas.

-  Sumber Informasi Tercepat
Ada yang menyebut radio dengan – Radio is The “Now” medium–. Pengertian “Now” di sini adalah kesegeraannya. Dibandingkan media Cetak dan Televisi, radio selain lebih murah dalam proses operasionalnya, dimungkinkan untuk menyebarkan informasi seketika.

-  Auditif
Meski produksi radio hanya suara, proses operasional relatif lebih mudah, biaya operasional juga lebih murah dan komunikasi dengan suara punya kelebihan dalam pendekatan dengan khalayak pendengar.
-  Menciptakan “Theatre of Mind”
Keuntungan lain dari penampilan suara, tanpa gambar, justru menciptakan “ imajinasi” yang sering menggoda rasa penasaran khalayak pendengar. Tantangan penulis naskah, bagaimana mampu membuat tulisan yang menggugah imajinasi pendengar melalui pilihan kosa kata dan kalimat yang mengandung “rasa bahasa” dan “imajinasi” yang kuat.

-  Komunikasi Personal
Sifat radio dengan komunikasi personalnya, sangat menguntungkan untuk menciptakan keakraban antara media dengan khalayak.

-  Bersifat “Mass Distributor”
Radio memiliki kekuatan sebagai distributor informasi, edukasi dan hiburan yang simultan. Dia bisa dinikmati sejumlah pendengar sekaligus.
-  Daya Jangkau Luas
Dalam hal distribusi produksi, radio punya keunggulan untuk meraih areal sasaran yang luas.

b.    Kelemahan metode naskah/siaran radio
-  Hanya Suara
Suara tidak mampu menjelaskan gambar, grafik data, dan atau hal-hal teknis tanpa menimbulkan salah paham.

-  Selintas
Kelemahan menonjol dari produksi radio yang hanya suara, adalah sifat selintasnya. Artinya, semua suara tersebut tidak terdokumentasi khalayak pendengar.

-  Anti Detil
Akibat dari kelemahan “Hanya Auditif” dan “Selintas”, radio tidak mungkin menyajikan sesuatu secara detil.

2.2.       Prinsip Dasar Menulis Naskah / Siaran Radio
Ada lima prinsip dasar yang harus diperhatikan saat menulis naskah radio.
a.    Diucapkan
Naskah radio merupakan bahan ucapan yang akan disampaikan melalui suara penyiar. Oleh karena itu karakter komunikasinya terbatas pada “Komunikasi Lisan” atau “Komunikasi Tutur” sehingga sebaiknya isi tulisan menggunakan bahasa tutur yang biasa diucapkan sehari-hari.
b.    Komunikasi Langsung
Konsekuensi dari tuntutan tulisan untuk “Bicara”, maka alur penulisan di radio harus bersifat langsung.
c.    Bersifat Sekarang
Keistimewaan radio adalah kesegeraannya. Untuk itu penulisan naskah radio pun disarankan menggambarkan sesuatu yang sedang terjadi.
d.    Pribadi
Sifat radio adalah hubungan antar individu atau personal. Meskipun pada waktu yang bersamaan siaran radio ditujukan kepada orang banyak secara serentak dan yang mendengarkan radio jumlahnya bisa ribuan orang, tetapi karena tampilan auditifnya membuat radio bercitra medium komunikasi personal dimana mereka masing-masing mendengarkan sendiri-sendiri atau paling tidak dalam kelompok-kelompok kecil.
e.    Didengar sekali
Ingat, “Selintas” adalah salah satu kelemahan karakter radio. Sekali disiarkan, siaran radio tidak bisa diulang.
f.     Radio Hanya Suara
Suara adalah media kita untuk menyampaikan informasi kepada pendengar. Untuk itu jangan gunakan kata-kata yang kabur maknanya.

2.3.       Tahapan Penulisan
Ada 4 tahap penulisan bertutur:
a.    Pikirkan
Dalam tahap ini, penulis harus membaca dulu dan memahami apa yang hendak ditulis.  
b.    Perkataan
Sesudah tahap pertama selesai, yaitu menentukan topik, dampak dan menghimpun data yang dianggap penting unuk memperkuat tulisan, penulis dengan bersuara kemudian menceritakan tentang hal yang hendak ditulisnya.
c.    Tulis
Sesudah tahap “Perkataan” maka sekarang giliran penulis untuk menulis apa yang diperkatakan tadi.
d.   Perbaikan
Sesudah apa yang diperkatakan tadi ditulis apa adanya, giliran penulis untuk melakukan perbaikan-perbaikan.
BAB III
TEKNIS PENULISAN NASKAH

Pada setiap penulisan naskah berbeda-beda tergantung pada jenis media penyuluhan. Tiap-tiap jenis media penyuluhan mempunyai bentuk yang berbeda/khas, namun pada dasarnya memiliki cara dan maksud yang sama. Pada naskah audio (radio dan kaset) lembar naskah terbagi dalam 2 kolom. Pada kolom sebelah kiri merupakan bagian kolom yang dituliskan pelaku, sedangkan kolom sebelah kanan nama lagu dan suara-suara yang direkam.
Radio bertugas tak hanya mengirim/menyiarkan tetapi juga menerima. Ini mengundang implikasi bahwa radio akan membuat pendengar tak hanya mendengar tapi juga berbicara dan tidak membuat pendengar terisolasi tetapi menghubungkannya dengan proses perubahan negara dan masyarakat.

Jingle/Iklan Layanan
Jingle/iklan layanan masyarakat merupakan materi penyuluhan yang ditanyangkan di media elektronik dengan subtansi pemberitahuan atau pemberitaan atau promosi atau larangan atau pengumuman mengenai kegiatan perikanan atau kegiatan penyuluhan perikanan dengan durasi antara 30 – 120 detik.
Jingle merupakan pengulangan dari barand name atau slogan. Bila dikaitkan dengan perikanan, maka yang dimaksud dengan brand name atau slogan tersebut adalah hal-hal atau materi-materi atau pesan-pesan perikanan yang ingin disampaikan kepada sasaran melalui sebuah jingle/layanan iklan. Tujuan pembuatan suatu jingle, biasanya untuk kepentingan yang long lasting (tidak seperti radio spot, atau lagu iklan, yang biasanya maksimum digunakan untuk satu tahun saja). Jingle biasanya dipergunakan untuk berbagai keperluan, namun terutama sebagai „signature tune‟ dari semua materi komunikasi, dalam hal ini komunikasi terkait dengan penyuluhan perikanan.
Sama halnya dengan metode penyuluhan perikanan terdengar lainnya, dalam pembuatan jingle/iklan layanan perlu memperhatikan beberapa hal diantaranya:
a. Karakteristik sasaran
- Pria/wanita
- Kelompok Usia
- Jenis usaha sasaran
b. Luas jangkauan
Hal ini berkaitan dengan radio sebagai alat/media untuk menyampaikan materi penyuluhan perikanan yang umumnya bersifat lokal. Oleh karena itu, bila jangkauan yang diinginkan lebih luas (seperti untuk tingkat nasional), maka penggunaan saluran radio pun sebaiknya yang bersifat nasional.
c.  Jenis materi yang akan disampaikan
Penetapan jenis materi yang akan disampaikan sangat erat kaitannya dengan jenis usaha sasaran. Penetapan materi yang sesuai dengan jenis usaha sasaran akan sangat berpengaruh terhadap tingkat efektivitas penerimaan materi penyuluhan perikanan oleh sasaran. Selain jenisnya, hal lain yang harus diperhatikan adalah sifat dari materi yang disampaikan itu sendiri apakah bersifat pemberitahuan, larangan, pengumuman atau lainnya.
Adapun tahapan pembuatan jingle/iklan layanan adalah sebagai berikut:
1) Tahap Konsep
Dalam tahap ini diinformasikan / dirumuskan konsep jingle/iklan layanan yang akan dibuat termasuk didalamnya adalah situasi yang diinginkan dan dialog yang akan dilaksanakan.

2) Tahap Pengumpulan Data
Dalam tahap ini berbagai komponen dikumpulkan/diproduksi misalnya backsound, lagu-lagu, sound effects, hingga dialog/monolog.

3) Tahap Pembuatan Komponen
Dalam tahap ini berbagai komponen diproduksi, misalnya dialog/monolog diproduksi/direkan, backsound dibuat sesuai dengan kebutuhan, dll.

4) Tahap Assembling
Dalam tahap ini berbagai komponen diassembling / digabungkan serta diperbaiki supaya tepat sesuai dengan yang diinginkan.
5) Tahap Produksi Contoh
Dalam tahap ini diproduksi contoh jingle/iklan yang sudah 90% selesai untuk coba diperdengarkan. Apabila masih terdapat hal-hal yang kurang maka contoh jingle/iklan ini selanjutnya diperbaiki (tahap revisi).

6) Tahap Revisi
Dalam tahap ini dilakukan revisi akhir terhadap contoh jingle/iklan yang telah coba diperdengarkan.

7) Tahap Produksi Final
Dalam tahap ini jingle/iklan layanan masyarakat yang diproduksi sudah dapat diperdengarkan/diudarakan. 

No comments:

Post a Comment