Definisi ikan segar
1.
Ikan yang baru saja ditangkap dan belum yg mengalami
proses pengawetan maupun pengolahan lebih lanjut.
2.
Ikan yang belum mengalami perubahan fisik maupun
kimiawi atau yang masih mempunyai sifat sama seperti ketika ditangkap (baik
rupa, sifat sama seperti ketika ditangkap (baik rupa, bau,
rasa maupun teksturnya).
Penyebab
terjadinya perubahan pada tubuh ikan :
1.
Aktivitas enzim; proses penguraaian organ-organ tubuh
ikan oleh enzim-enzim yang terdapaat didalam tubuh ikan sendiri (disebut
autolisis).
2.
Aktivitas mikroorganisme/bakteri. Bagian tubuh ikan
yang paling banyak mengandung bakteri adalah: insang, usus, kulit, kulit.
3.
Adanya oksidasi lemak oleh udara; bisa timbul aroma
tengik dan cara mencegahynya menghindari antara ikan dengan udara bebas
disekelilingnya.
Proses yang terjadi pada ikan setelah ditangkap :
1.
Pre rigor ; < 6 jam, daging elastis, masih seperti
ikan segar.
2.
Rigor mortis; 6 jam, tubuh kaku, daging tdk elastis.
3.
Post rigor ; banyak keluar lendir, sisik banyak y ang
lepas, sudah mulai busuk.
Penggolongan
hasil perikanan laut berdasarkan jenis dan tempat kehidupannya :
1.
Golongan demersal: ikan yg dapat diperoleh dari lautan
yang dalam. Mis. Ikan kod
2.
Golongan pelagik kecil : jenis-jenis ikan kecil yang
hidupnya di daerah permukaan laut. Mis. Ikan haring
3.
Golongan pelagik besar: jenis- jenis ikan
besar yang hidupnya di permukaan laut. Mis. Ikan tuna
4.
Golongan anadromus: jenis-jenis ikan atau hasil
perikanan yang mula- mula hidupnya di laut kemudian perikanan yang
mulamula hidupnya di laut kemudian mengadakan
migrasi ke air tawar lalu ke pertemuannya. Mis. Ikan bandeng, ika salem
5.
Golongan katradromus: jenis-jenis ikan atau hasil perikanan
yang mula-mula hidupnya di air tawar kemudian mengadakan migrasi ke laut lalu
ke pertemuannya. Mis. Belut laut
6.
Hasil perikanan berkulit keras (Crustacea): hasil
perikanan yg mempunyai kulit yg keras. Mis. Udang, kepiting
7.
Hasil perikanan berdaging lunak. Mis: cumi-cumi
(Cephallopoda) tiram (Echinodermata) kerang (Cephallopoda) , tiram
(Echinodermata) , kerang (Anadonta)
8.
Hasil perikanan yg tidak dapat diidentifikasi dengan
jelas: hasil perikanan lainnya yg tidak dapat di golngkan dalam golongan-golongan
di atas. Mis. Ubur-ubur
Persyaratan
hasil perikanan laut dikatakan memiliki nilai ekonomis :
1.
Mempunyai nilai pasaran yang tinggi
2.
Volume produksi makro tinggi dan luas
3.
Mempunyai daya produksi yang tinggi
Ciri-ciri
khusus suatu bahan yang dapat berfungsi sebagai bahan pangan
1.
Mempunyai nilai gizi tinggi
2.
Dapat memenuhi selera dan memuaskan rasa lapar
seseorang
3.
Bersifat aman dan sehat jika dimakan
4.
Halal
Dasar
pengawetan/pengolahan ikan :
1.
Mempertahankan kesegaran dan mutu ikan selama dan
sebaik mungkin.
2.
Hampir semua cara pengawetan/pengolahan ikan Hampir
semua cara pengawetan/pengolahan ikan meninggalkan
sifat-sifat khusus pada setiap hasil awetan/olahannya. Hal ini disebabkan oleh
berubahnya sifat-sifat bau (odour) cita rasa (flavour) wujud atau rupa sifat ,
bau (odour), cita rasa (flavour) , wujud
atau rupa (appearance), dan tekstur (texture) daging ikan.
Tujuan utama
proses pengawetan dan pengolahan ikan :
1.
Mencegah proses pembusukan pada ikan, terutama pada
saat produksi melimpah
2.
Meningkatkan jangkauan pemasaran ikan
3.
Melaksanakan diversifikasi pengolahan produk-produk
perikanan
4.
Meningkatkan pendapatan nelayan atau petani ikan,
sehinngga mereka terangsang untuk melipatgandakan produksi.
Cara-cara
pengawetan dan pengolahan pada pasca panen perikanan dilakukan berdasarkan
pertimbangan berikut :
1.
Tubuh ikan mengandung protein dan air cukup tinggi,
sehinggga merupakan media yg baik bagi pertumbuhan bakteri pembusuk dan bakteri
mikroorganisme lain.
2.
Daging ikan mempunyai sedikit tenunan pengikat (
tendon) , sehingga proses pembusukan pada daging ikan lebih cepat dibandingkan
dengan produk ternak atau hewan lainnya.
3.
Produksi ikan bersifat musiman terutama ikan laut
Kadang produksi • Produksi ikan bersifat musiman,
terutama ikan laut . Kadang produksi
melimpah dan kadang rendah.
4.
Kebutuhan manusia akan ikan tidak pernah mengenal
musim.
Komposisi
kimia daging ikan :
1.
Air : 60 – 84 %
2.
Protein :18 – 30 % Protein : 18 30 %
3.
Lemak : 0,1 – 2,2 %
4.
Karbohidrat : 0,0 - 1,0 %
5.
Vitamin & mineral : sisanya
Keuntungan
mengkonsumsi ikan dibandingkan produk hewani lainnya :
1.
Perairan indonesia yang sangat luas masih memungkinkan
untuk pemenuhan kebutuhan protein hewani melalui pemanfaatan sumberdaya
perikanan sumberdaya perikanan.
2.
Kandungan protein pada daging ikan cukup tinggi (20
%).
3.
Mempunyai nilai biologis yg tinggi.
4.
Daging ikan relatif lunak karena hanya mengandung
sedikit tenunan pangikat (tendon) sehingga lebih mudah dicerna oleh tenunan
pangikat (tendon) sehingga lebih mudah dicerna
oleh tubuh.
5.
Daging ikantidak berbahaya bagi manusia, juga bagi
orang-orang yg kelebihan kolesterol.
6.
Daging ikan mengandung sejumlah mineral yg
sangat dibutuhkan tubuh manusia: K, Cl, P, S, Mg, Ca, Fe, dll. Juga
mengandung vitamin A dan D sehingga dapat menunjang kesehatan mata, kulit dan
proses pembentukan tulang, terutama pada anak balita.
7.
Ikan dapat dengan cepat dan mudah disajikan dalam
berbagai Ikan dapat dengan cepat dan mudah
disajikan dalam berbagai bentuk olahan.
8.
Harga ika relatif lebih murah bila dibandingkan dengan
sumber protein hewani lain.
9.
Daging ikan dapat diterima oleh segenap lapisan
masyarakat baik Daging ikan dapat diterima oleh segenap
lapisan masyarakat, baik ditinjau dari segi kesehatan, agama,
suku bangsa, maupun tingkat perekonomian.
Proses pengolahan dan pengawetan ikan dapat dilakukan
dengan cara:
1. Menggunakan suhu
rendah, Bakteri pembusuk hidup dilingkungan bersuhu 0 – 30° C. bila suhu
diturunkan dengan cepat maka aktivitas bakteri akan terhambat atau berhenti
sama sekali.
2. Menggunakan suhu
tinggi , Aktivitas bakteri pembusuk dapat dihentikan dengan suhu tinggi (80 –
90 ° C). Mis ikan asap dan ikan kaleng.
3. Mengurangi kadar air ,
dapat dilakukan dengan cara :
- Menggunakan udara panas;
penjemur an, oven atau alat pengering khusus (mechanical drier)
- Menggunakan proses
osmosa; konsentrasi (tekanan osmotik) air di dalam dan di luar
tubuh ikan
berbeda,
mis proses penggaraman.
- Menggunakan tekanan;
tekanan mekanis misal: pada kecap ikan, tepung ikan.
- Menggunakan panas;
pengasapan dan perebusan • Menggunakan panas; pengasapan dan
perebusan.
4. Menggunakan zat
antiseptik; asam asetat (cuka), natrium benzoat, natrium nitrat dan natrium
nitrit.
5. Menggunakan ruang
hampa udara; tujuannya untuk menghindari terjadinya oksidasi lemak yang sering
menimbulkan efek bau tengik .
No comments:
Post a Comment