Wednesday, May 8, 2019



MENGENAL IKAN KALABAU ( Osteochilus kalabau )

Ikan kelabau { Osleochilus kelabau ) adalah sejenis ikan air tawar yang  termasuk famili Cyprinidac dan tcrscbar pada pcrairan sungai, anak sungai, danau dan  rawa-rawa. Pada saat ini, kelabau menjadi pusat perhatian masyarakat karena semakin jarang ditemui di pasaran. Hal ini diduga adalah disebabkan habitatnya sudah  mulai mengalami degradasi akibat proses perusakan hutan yang mengakibatkan sedimenlasi  pada perairan, polusi dan penangkangpan yang kurang mengindahkan kaidah-kaidah  konservasi sumberdaya alam. Sedikit sekali inforasi tentang kehidupan ikan kelabau  yang diketahui saat ini.
 Kelabau ini memiliki nilai ekonomi penting karena harganya relatif cukup mahal di pasaran dan mulai jarang ditemukan di perairan umum. Ikan kelabau banyak dikonsumsi di Kalimantan, Sumatera serta di negara Malaysia dan Singapura. Sekitar 17 spesies ikan kelabau ditemui menyebar di kawasan Asia termasuk Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sumatera, Malaysia, Jawa, Indochina, Burma, dan Sulawesi. Di wilayah Riau Ikan asli daerah ini dikenal sebagai Osteochilus kelabau dan Osteochilus melanopleurus. Ikan kelabau memiliki performa mirip dengan ikan nilem, ukuran ikan kelabau dapat mencapai 1 – 4 kg per ekor. (Kristanto et al., 2008).
 Habitat ikan kelabau adalah perairan sungai, anak sungai maupun danau bekas aliran sungai di antara rimbunnya tanaman air yang tumbuh di perairan tersebut. Sungai Kapuas adlah merupakan salah satu habitat ikan kelabau mulai dari hulu sampai hilir yang terkonsentrasi di Danau Sentarum.
Permasalahan utama untuk ikan asli ini  dalam siklus reproduksinya membutuhkan habitat pemijahan yang terkondisi agar dapat melangsungkan reproduksinya. Usaha ke arah budidaya perlu dilakukan dengan penguasaan teknologi dan memperhatikan konservasi sejalan dengan peningkatan produksi melalui program peningkatan.
Ikan ini biasa ditemukan di setengah kedalaman hingga dasar sungai-sungai kecil dan besar; juga didapati di wilayah yang mengalami banjir. Kalabau  merupakan ikan herbivor yang memakan daun-daunan makrofita akuatik, tumbuhan darat yang terendam banjir, alga, dan fitoplankton.


Ikan kelabau yang termasuk hewan herbivora ini, diketahui menyebar di Asia Tenggara hingga Sumatera dan Kalimantan

Sebutan lainnya, di antaranya, adalah kelabau dan kelabau padi
Ikan bertubuh sedang, panjang total hingga 370 mm.
Tinggi tubuh pada awal sirip dorsal (punggung) 2,7-3 berbanding panjang standar (tanpa sirip ekor).
Panjang kepala 4-5 berbanding panjang standar.
Moncong (rostrum) membulat tumpul, tanpa pori (lubang-lubang kecil) di atasnya.
Sungut maksilar lebih panjang daripada diameter mata, sungut rostral lebih pendek.
Sisik-sisik dengan gurat sisi berjumlah 41-53, terpisahkan dari pangkal sirip dorsal oleh 11-12 deret sisik.
Sirip dorsal dengan III jari-jari keras (duri) dan 16-18 jari-jari lunak; jari-jari sebelah depan memanjang, hingga setinggi tubuh atau lebih pendek.
Awal sirip dorsal kira-kira sejajar dengan gurat sisi ke-12; berjarak dari belakang kepala kira-kira sejauh 20 sisik.
Sisi punggung berwarna zaitun, memucat di sisi samping, dan ke bawah berwarna keperakan.
Suatu noktah atau coreng besar kehitaman, vertikal, biasa terdapat di wilayah belakang gelangaSisik-sisik dengan warna yang lebih gelap di bagian pangkalnya. Iris mata kuning atau kemerahan, sirip-sirip berwarna kemerahan atau keunguan.
Kalabau ditemukan menyebar di Thailand (Sungai Menam), Sungai Mekong, Semenanjung Malaya (termasuk Singapura), Sumatera, dan Kalimantan.
Spesimen contoh dikoleksi dari Sungai Indragiri, Jambi, Palembang; Sungai Baram, Danau Seriang, Sungai Kapuas, Pontianak, Mandor, Sungai Kahayan, Sungai Barito, Banjarmasin.
Ikan ini biasa ditemukan di setengah kedalaman hingga dasar sungai-sungai kecil dan besar; juga didapati di wilayah yang mengalami banjir.
Kalabau merupakan ikan herbivora yang memakan daun-daunan makrofita akuatik, tumbuhan darat yang terendam banjir, alga, dan fitoplankton.
Kalabau merupakan ikan konsumsi yang bernilai lumayan baik di daerah sebarannya. Ikan ini dijual dalam keadaan segar, atau diasinkan.


HABITAT DAN PENYEBARAN IKAN BELUT
 ( Monopterus )

Sebagian orang hanya melihat dari satu sisi bahwa belut adalah hewan yang menyerupai ular. Sebenarnya untuk hewan ini memiliki jenis tersendiri.  Yang mana belut atau swamp ells belut, Sebagian masyarakat di indonesia seringkali dianggap sebagai hewan yang menjijikkan. Bukan hanya karena belut hidup di lumpur pada perairan yang tergenangi seperti sawah dan rawa-rawa. Bagi sebagian orang yang baru pertamakali melihat belut ini akan mengira binatang jenis ular. Namun untuk hewan belut ini tidak bersisik atau tidak memiliki sisik sama sekali.
Belut juga sering kali digolongkan ke dalam bangsa ikan karena ciri-cirinya, contoh yang paling menonjol, seperti bangsa ikan adalah mempunyai insang dan bergantung pada air. Sekalipun belut dapat bertahan hidup di dalam tanah yang becek atau lumpur tanpa air, bahkan sawah yang mengering, namum kenyataannya dalam bereproduksi belut tetap membutuhkan air. Pemijahan belut hanya akan terjadi selama musim hujan atau pada lingkungan yang mempunyai air.
Belut juga dapat hidup di danau atau rawa-rawa yang tidak memiliki lumpur sekalipun, sehingga belut dapat dipelihara, seperti di dalam kolam, bak, akuarium, maupun dalam wadah lainnya, yang tanpa memiliki lumpur sebagaimana pemeliharaan ikan lainnya. Informasi ini memperjelas bahwa belut adalah ikan. jadi tidak ada hubungan antara belut dan ular, sekalipun tubuh kedua hewan tersebut, antara belut dan ular sangat mirip. akan tetapi kedua hewan ini berasal dari bangsa yang berbeda.

3.     1.  Ikan Belut Sawah/Walut Sawah ( Monopterus  albus )
Di Kalimantan Selatan Ikan Belut Sawah biasa dinamakan Ikan Walut. Ikan ini  adalah predator ganas dilingkungan rawa dan sawah. Ikan

walut  memangsa ikan kecil, cacing, dan krustasea.
 Walut  merupakan ikan nokturnal atau ikan yang aktif dimalam hari.
Hewan ini dapat mengambil oksigen secara langsung dari udara dan ikan walut  mampu hidup berbulan-bulan tanpa air, asalkan lingkungannya tetap basah.
  • Ikan Walut  sama sekali tidak mempunyai sirip dan sisi pada bagian tubuhnya, namun memiliki lendir yang berguna untuk mengurangi gesekan pada air ketika belur berenang.
  • Ikan Walut  dapat berenang dengan memanfaatkan bentuknya yang bulat, serta memanjang dan juga banyak terdapat  lendir pada tubuhnya.
  • Ikan Walut  ini memiliki mata yang kecil, mempunyai gigi-gigi yang tajam dan runcing membentuk seperti kerucut, dan memiliki bibir yang cukup lebar.
  • Selain berguna untuk mengurangi gesekan pada air, lendir pada tubuh Ikan Walut  sangat licin sehingga membuat predator kesulitan untuk  memangsanya.
  • Ikan Walut  sangat mudah terluka karena tidak mempunyai sisik.
  • Umumnya Ikan Walut  berwarna coklat kehitaman pada bagian  atas tubuh dan berwarna coklat keputihan kadang juga berwarna coklat kemerahan di sekitar  bagian bawah tubuhnya

Habitat Ikan Walut  adalah di air tawar, seperti sungai, danau, rawa-rawa dan sawah serta dan menyenangi tempat yang swdikit agak  dangkal. Ikan Walut  menyukai perairan yang banyak mengandung lumpur seperti sawah, rawa-rawa, kolam ikan dan pinggiran danau. Ikan Walut  sangat menyukai perairan tersebut, karena Ikan Walut  merendam atau mengubur diri dalam lumpur. Oleh karena itu, Ikan Walut  spesies Monopterus albus/Fluta alba dikenal sebagai Ikan Walut  sawah karena populasi Ikan Walut  senang sekali membuat  lubang persembunyian di dalam lumpur. Pada siang hari Ikan Walut  bersembunyi di dalam lubangnya dan akan keluar mencari makan di malam hari. Karena itu Ikan Walut  dikenal sebagai hewan nokturnal (nocturnal) atau hewan yang aktif di malam hari. Ikan Walut  bertahan pada perairan yang minim oksigen dan kekeringan, asalkan masih becek sehingga tubuhnya basah. Hal ini karena Ikan Walut  mempunyai alat pernapasan tambahan, yaitu berupa kulit tipis yang berlendir yang terdapat di rongga mulut. Alat tersebut berfungsi untuk menyerap oksigen secara langsung dan udara, juga selain insangnya yang digunakan untuk menghirup oksigen di dalam air.
Pada Ikan Walut  (Monopterus sp) rongga buko-faring-nya memiliki lapisan mukosa tipis dan berkapiler darah yang berfungsi untuk pernapasan di udara. Sering kali ikan menampakkan sebagian tubuhnya di luar air dan membiarkan bagian ekornya saja yang berada di dalam air, hal ini berarti kapiler-kapiler darah pada kulitnya (cutane) sangat membantu dalam pernapasan (Burhanuddin, 2008).
OIeh karena itu, Ikan Walut  dapat hidup di perairan tenang yang  minim oksigen dan perairan yang berlumpur, karena dapat mengambil oksigen langsung dan udara. Ikan Walut  juga bertahan hidup di dalam lumpur yang mulai mengering, tapi masih becek. Ikan Walut  terus bisa bertahan jika kulit tubuhnya masih lembab. Ikan Walut  akan berjalan mencari sumber air jika lingkungan yang ditempatinya telah mengening. Karena Ikan Walut  mampu menghirup oksigen langsung dan udara, maka Ikan Walut  bertahan hidup tanpa air cukup lama, asalkan tubuhnya selalu saja basah.
Pada waktu siang hari, Ikan Walut  berdiam dlam lubangnya, namun jika terdapat mangsa atau makanan yang dekat dengan lubangnya dengan Ikan Walut  segera disergap, karena itu Ikan Walut  dapat dipancing pada siang hari. Pada malam hari, ke Ikan Walut  akan keluar dari dalam  lubangnya mencari makan di sekitar lubang. Jika bahaya mengancam, Ikan Walut  segera masuk kembali ke dalam lubang.
Ikan Walut  membuat lubang persembunyian seperti terowongan masuk ke dasar kemudian berbelok, berbentuk huruf “J” atau “L’. Lubang ini bisa mencapai kedalaman sekitar 15 cm dan berdiameter 5-6 cm. Sementara lubang untuk kawin Ikan Walut  berbentuk huruf “U” dengan kedalaman 5-10 cm dan panjang 10-20 cm. Lubang yang dibuat Ikan Walut  mempunyai beberapa fungsi, di antaranya sebagai tempat berlindung dan sinar matahani, tempat berlindung dan mangsa, serta untuk menjebak atau menangkap mangsa.
Ikan Walut  hidup di air tawar dan dataran rendah hingga dataran tinggi, yaitu dan 0 sampai lebih dan 1.200 m di atas permukaan laut (dpl). Ikan Walut  termasuk jenis ikan yang memiliki toleransi yang sangat tinggi.
Penyebaran wilayah goegrafi yang cukup luas. Namun untuk budi daya Ikan Walut  ketinggian yang cocok adalah 0-1.000 m dpl, ini terkait dengan suhu yang ideal untuk pertumbuhan Ikan Walut  . Ikan Walut  bisa hidup dengan baik pada suhu 25-32 o Sekalipun, Ikan Walut  dapat bertahan hidup pada perairan minim oksigen dan dasar perairan yang mengandung bahan organik tinggi, namun pada fase larva dan benih, Ikan Walut  tidak dapat bertahan pada perairan minim oksigen. Karena itu, untuk pembenihan, kualitas air yang dibutuhkan adalah suhu 25-32 derajat celcius oksigen 3-7, dan pH 5-7. Namun besarnya Ikan Walut  terdapat di sawah yang berlumpur.
Ikan Walut sawah berasal dari  Asia Timur dan Asia Tenggara barat. Ikan Walut  sekarang bahkan dilaporkan telah menghuni rawa-rawa di Hawaii, Florida, dan Georgia di Amerika Serikat dan dianggap sebagai hewan invasif.
Ikan Walut  merupakan jenis ikan yang bisa berubah kelamin (hermaprodit) yaitu dimasa usia muda berjenis kelamin betina, dimasa berikutnya yakni jika sudah usia tua bisa  akan berubah menjadi berjenis kelamin jantan.

3.       2.  Ikan Belut/Walut  Rawa (Synbrancus bengalensis)
Belut Rawa atau (Synbrancus Benglensis Mclell) adalah salah satu jenis belut yang banyak dikenal dan dijumpai di Indonesia. Berbeda dengan belut sawah yang banyak dijumpai di media yang banyak lumpur seperti di sawah-sawah dan diselokan kecil berlumpur, maka belut rawa adalah jenis belut yang banyak sekali  dijumpai di habitatnya yang mengandung air, seperti gambut dan sedikit memiliki lumpur. dikarena ketinggian air rawa lebih tinggi dibandingkan di sawah, maka belut rawa memiliki badan yang lebih panjang dibandingkan dengan belut sawah.
 Untuk ukuran tubuh belut sawah memiliki perebandingan antara 1:30 dibandingkan dengan ukuran tubuh belut sawah yang hanya 1:20, maka tubuh belut rawa akan kelihatan lebih ramping dibandingkan dengan tubuh belut sawah dengan ukuran diameter yang sama. untuk usia dewasa belut rawa juga lebih pajang dibandingka dengan belut sawah, yaitu mencapai 4 hingga lima bulan. hal ini di karenakan, belut sawah menyesuaikan diri dengan habitatnya yang akan mengalami kekeringan pada musim kemarau atau musim panen padi. Sedangkan belut rawa itu tidak perlu menyesuaikan dengan kondisi lingkungan rawa yang biasanya air selalu berlimpah.itu yang mana, karena habitat belut rawa lebih banyak di air dari pada hidup di lumpur, maka belut rawa lebih memungkinkan untuk dibudidayakan di air yang  bening tanpa memerlukan/menggunakan lumpur.
Ciri-ciri Fisik:
Jika kita lihat dari fisik, belut rawa hampir tidak berbeda dengan belut sawah, namun ada beberapa perbedaan antara lain:
  •      bisa kita lihat pada warnanya yang lebih gelap, yaitu: kulit punggung coklat tua sampai kehitam-hitaman, warna kulit perut putih.
  •       memiliki tubuh yang lebih panjang, perbandingan diameter dan panjang  1:30
  •       dan lebih besar, saat mencapai pada usia dewasa 4-6 bulan

    Habitat: Belut rawa banyak dijumpai pada rawa-rawa air tawar. di daerah Sumatera bagian timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan

Habitat: Belut rawa banyak dijumpai pada rawa-rawa air tawar. di daerah Sumatera bagian timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.


3.        3.  Ikan Belut/Walut Muara (Macrotema caligan)
Ciri-ciri belut muara:
Ciri-ciri belut rawa memiliki warna kulit yang berwarna coklat pucat dan panjang tubuh bisa mencapai 60-70 cm ketika dewasa belut rawa bobotnya bisa mencapai hingga 250 – 400 gr/ekor , untuk habitat sendiri hidup di area muara atau tambak dekat laut gerakan lambat namun sangat kuat. Bagian kepala seperti ujung terompet bentuk ekor seperti pedang, bentuk mata lebih kecil dari sidat serta memiliki bau lebih amis yang mencolok serta memiliki tekstur daging yang kasar jika di bandingkan dengan belut sawah. serta memiliki gizi yang tinggi, dan memiliki rasa yang enak,gurih.

3.1        4.  Belut Laut/Walut Laut  atau Sidat (Anguilla sp)
Sampai dengan saat ini belum ditemukan pembudidaya belut jenis ini. Sidat ini adalah sejenis ikan yang menyerupai ular dan belut, umumnya sidat banyak hidup dilaut, akan tetapi ada pula sidat yang hidup diair tawar yaitu Anguilla sp.
Ciri-ciri ikan sidat
Sidat memiliki bentuk tubuh yang panjang seperti belut namun lebih pipih memiliki 2 sirip di dekat kepala Bentuk ekor lebar, Bentuk kepala seperti ular
Habitatnya biasanya hidup diair tawar (angguilla sp), sungai besar dan kali. Tekstur daging yang sangat lembut jika dibanding belut.l dan Permukaan kulit sangat halus dibanding belut.
Memiliki kemampuan hidup yang lebih tinggi dari belut. Tubuhnya yang  sangat licin dan lembut Bobot tubuh bisa mencapai 500 gr lebih/ekor Bereproduksi dilautan dan setelah menjadi larva (eel glass) bergerak menuju perairan tawar sampai siap bereproduksi baru kembali ke tempat yang berbau.






Tuesday, May 7, 2019





PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN IKAN



Definisi ikan segar

1.      Ikan yang baru saja ditangkap dan belum yg mengalami proses pengawetan maupun pengolahan lebih lanjut.
2.   Ikan yang belum mengalami perubahan fisik maupun kimiawi atau yang masih mempunyai sifat sama seperti ketika ditangkap (baik rupa, sifat  sama  seperti ketika  ditangkap (baik rupa, bau, rasa maupun teksturnya).

Penyebab terjadinya perubahan pada tubuh ikan :

1.      Aktivitas enzim; proses penguraaian organ-organ tubuh ikan oleh enzim-enzim yang terdapaat  didalam tubuh ikan sendiri (disebut autolisis).
2.      Aktivitas mikroorganisme/bakteri. Bagian tubuh ikan yang paling banyak mengandung bakteri adalah: insang, usus, kulit,  kulit.
3.      Adanya oksidasi lemak oleh udara; bisa timbul aroma tengik dan cara mencegahynya menghindari antara ikan dengan udara bebas disekelilingnya.
                                   
Ciri utama ikan segar dan ikan yang mulai busuk :




Proses yang terjadi pada ikan setelah ditangkap :

1.      Pre rigor ; < 6 jam, daging elastis, masih seperti ikan segar.
2.      Rigor mortis; 6 jam, tubuh kaku, daging tdk elastis.
3.      Post rigor ; banyak keluar lendir, sisik banyak y ang lepas, sudah mulai busuk.

Penggolongan hasil perikanan laut berdasarkan jenis dan tempat kehidupannya :

1.      Golongan demersal: ikan yg dapat diperoleh dari lautan yang dalam.  Mis. Ikan kod
2.      Golongan pelagik kecil : jenis-jenis ikan kecil yang hidupnya di daerah permukaan laut. Mis. Ikan haring
3.      Golongan pelagik besar:  jenis- jenis  ikan besar yang hidupnya di permukaan laut. Mis. Ikan tuna
4.      Golongan anadromus: jenis-jenis ikan atau hasil perikanan yang mula- mula hidupnya di laut kemudian perikanan  yang  mulamula  hidupnya  di   laut  kemudian mengadakan migrasi ke air tawar lalu ke pertemuannya. Mis. Ikan bandeng, ika salem
5.      Golongan katradromus: jenis-jenis ikan atau hasil perikanan yang mula-mula hidupnya di air tawar kemudian mengadakan migrasi ke laut lalu ke pertemuannya. Mis. Belut laut
6.      Hasil perikanan berkulit keras (Crustacea): hasil  perikanan yg mempunyai kulit yg keras. Mis. Udang, kepiting
7.      Hasil perikanan berdaging lunak. Mis: cumi-cumi (Cephallopoda) tiram (Echinodermata) kerang (Cephallopoda) ,  tiram (Echinodermata) ,  kerang (Anadonta)
8.      Hasil perikanan yg tidak dapat diidentifikasi dengan jelas: hasil  perikanan lainnya yg tidak dapat di golngkan dalam golongan-golongan di atas. Mis. Ubur-ubur

Persyaratan hasil perikanan laut dikatakan memiliki nilai ekonomis :

  1.     Mempunyai nilai pasaran yang tinggi
  2.     Volume produksi makro tinggi dan luas
  3.     Mempunyai daya produksi yang tinggi


Ciri-ciri khusus suatu bahan yang dapat berfungsi sebagai bahan pangan :

  • .      Mempunyai nilai gizi tinggi
  • .      Dapat memenuhi selera dan memuaskan rasa lapar seseorang
  • .      Bersifat aman dan sehat jika dimakan halal

Dasar pengawetan/pengolahan ikan :

  1.   Mempertahankan kesegaran dan mutu ikan selama dan sebaik mungkin.
  2.   Hampir semua cara pengawetan/pengolahan ikan Hampir semua cara                       pengawetan/pengolahan  ikan  meninggalkan sifat-sifat khusus pada setiap hasil   awetan/olahannya. Hal ini disebabkan oleh berubahnya sifat-sifat bau (odour) cita   rasa (flavour) wujud atau rupa sifat ,  bau  (odour),  cita  rasa  (flavour) ,  wujud   atau  rupa  (appearance), dan tekstur (texture) daging ikan.


Tujuan utama proses pengawetan dan pengolahan ikan :

  •  Mencegah proses pembusukan pada ikan, terutama pada saat produksi                       melimpah
  •  Meningkatkan jangkauan pemasaran ikan
  •  Melaksanakan diversifikasi pengolahan produk-produk perikanan 
  •  Meningkatkan pendapatan nelayan atau petani ikan, sehinngga mereka                        terangsang untuk melipatgandakan produksi.

Cara-cara pengawetan dan pengolahan pada pasca panen perikanan dilakukan berdasarkan pertimbangan berikut :

  • Tubuh ikan mengandung protein dan air cukup tinggi, sehinggga merupakan media yg baik bagi pertumbuhan bakteri pembusuk dan bakteri mikroorganisme lain.
  • Daging ikan mempunyai sedikit tenunan pengikat  ( tendon) , sehingga proses pembusukan pada daging ikan lebih cepat dibandingkan dengan produk ternak atau hewan lainnya.
  • Produksi ikan bersifat musiman terutama ikan laut Kadang produksi • Produksi   ikan   bersifat  musiman,  terutama   ikan   laut .  Kadang  produksi  melimpah dan kadang rendah.
  • Kebutuhan manusia akan ikan tidak pernah mengenal musim.


Komposisi kimia daging ikan :

  • .      Air  : 60 – 84 %
  • .      Protein :18 – 30 % Protein  :  18  30 %
  • .      Lemak : 0,1 – 2,2 %
  • .      Karbohidrat : 0,0 - 1,0 %
  • .      Vitamin & mineral  : sisanya


Keuntungan mengkonsumsi ikan dibandingkan produk hewani lainnya :

  • .  Perairan indonesia yang sangat luas masih memungkinkan untuk pemenuhan kebutuhan protein hewani melalui pemanfaatan sumberdaya perikanan sumberdaya  perikanan.
  • .    Kandungan protein pada daging ikan cukup tinggi (20 %). 
  • .    Mempunyai nilai biologis yg tinggi.
  • .  Daging ikan relatif lunak karena hanya mengandung sedikit tenunan pangikat (tendon) sehingga lebih mudah dicerna oleh tenunan  pangikat  (tendon)   sehingga lebih   mudah  dicerna oleh tubuh.
  • .  Daging ikantidak berbahaya bagi manusia, juga bagi orang-orang yg kelebihan kolesterol.
  • .    Daging ikan mengandung  sejumlah mineral yg  sangat dibutuhkan tubuh manusia: K, Cl, P, S, Mg, Ca, Fe, dll. Juga mengandung vitamin A dan D sehingga dapat menunjang kesehatan mata, kulit dan proses pembentukan tulang, terutama pada anak balita.
  • .     Ikan dapat dengan cepat dan mudah disajikan dalam berbagai Ikan dapat   dengan  cepat  dan   mudah  disajikan dalam  berbagai bentuk olahan.
  • .     Harga ika relatif lebih murah bila dibandingkan dengan sumber protein hewani lain.
  • .   Daging ikan dapat diterima oleh segenap lapisan masyarakat baik Daging ikan dapat   diterima  oleh  segenap lapisan  masyarakat,  baik  ditinjau dari segi kesehatan, agama, suku bangsa, maupun tingkat perekonomian.

Proses pengolahan dan pengawetan ikan dapat dilakukan dengan cara:

  • .     Menggunakan suhu rendah, Bakteri pembusuk hidup dilingkungan bersuhu 0 –            30° C. bila suhu diturunkan dengan cepat maka aktivitas bakteri akan terhambat          atau berhenti sama sekali.
  • .     Menggunakan suhu tinggi , Aktivitas bakteri pembusuk dapat dihentikan dengan          suhu tinggi (80 – 90 ° C). Mis ikan asap dan ikan kaleng.
  • .     Mengurangi kadar air , dapat dilakukan dengan cara :                                                    Menggunakan udara panas; penjemur an, oven atau alat pengering khusus                 (mechanical drier)
  •       Menggunakan proses osmosa; konsentrasi (tekanan osmotik) air di dalam  dan di       luar  tubuh  ikan berbeda, mis proses penggaraman.
  •      Menggunakan tekanan; tekanan mekanis misal: pada kecap ikan, tepung ikan.
  •      Menggunakan panas; pengasapan dan perebusan • Menggunakan  panas                   pengasapan  dan   perebusan.
  • .    Menggunakan zat antiseptik; asam asetat (cuka), natrium benzoat, natrium nitrat         dan natrium nitrit.
  • .    Menggunakan ruang hampa udara; tujuannya untuk menghindari terjadinya                 oksidasi lemak yang sering menimbulkan efek bau tengik .



MANFAAT IKAN GABUS DALAM PROSES PENYEMBUHAN LUKA DAN MENJAGA KESEHATAN 

Kandungan dan Khasiat Sari Ikan Gabus / Ikan Kutuk. Ikan gabus/ ikan kutuk (bahasa Jawa) memiliki nama latin Channa striata adalah ikan predator yang bisa ditemui di danau atau sungai yang berarus tenang. Ikan gabus atau ikan kutuk ini memiliki kepala seperti ular, sehingga diluar negeri biasa disebut dengan snike fish.

Ikan gabus / ikan kutuk adalah ikan yang banyak dijumpai di Indonesia, yang sudah dikenal oleh orang-orang tua dulu digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka khitan, luka sehabis melahirkan, luka bakar, dan luka-luka lainnya. 

Selain itu bayi atau anak kecil juga sudah sering diberikan ikan gabus ini oleh orang-orang tua dulu. Tetapi jarang dari orang tua dulu mengetahui apa saja yang terkandung dalam ikan gabus/ ikan kutuk ini. Mengapa ikan gabus / ikan kutuk ini bisa berkhasiat. Hal ini belum diketahui sampai ada penelitian dari Prof. Dr. Ir. Eddy Suprayitno, MS, dari Universitas Brawijaya, Malang yang mengungkapkan kehebatan dari kandungan gizi dan khasiat ikan gabus ini bagi kesehatan.

Kandungan Gizi Ikan Gabus / Ikan Kutuk
Diungkapkan dalam penelitian Prof. Dr. Ir. Eddy Suprayitno, bahwa ikan gabus / ikan kutuk memiliki kandungan protein albumin tertinggi dibandingkan dengan sumber protein albumin dari ikan-ikan yang lain, seperti: ikan lele, ikan bandeng, ikan mas, ikan nila, dan lain-lain. Termasuk kadar protein ikan gabus / ikan kutuk juga tertinggi dibandingkan dengan bahan pangan yang selama ini dikenal sebagai sumber protein seperti: telur, daging ayam, dan daging sapi.

Per 100 gram, kadar protein telur hanya 12,8 gram, daging ayam 18,2 gram, daging sapi 18,8 gram sedangkan ikan gabus / ikan kutuk mencapai 25,2 gram. Sangat jauh terpautnya. Nilai plus ikan gabus / ikan kutuk yang lain ialah ikan ini memiliki nilai cerna yang sangat baik yakni mencapai lebih dari 90%. Selain itu protein kalogen ikan gabus / ikan kutuk juga lebih rendah dibanding dengan daging ternak, yang menyebabkan tekstur daging ikan gabus/ ikan kutuk lebih empuk dibanding dengan yang lain.

Keunggulan protein yang terkandung dalam ikan gabus / ikan kutuk lainnya menurut penelitian Prof. Dr. Ir. Eddy Suprayitno  adalah sangat kaya akan albumin. Albumin adalah salah satu jenis protein yang mencapai 60% dari total plasma protein dalam darah manusia. Kadar albumin dalam ikan gabus / ikan kutuk sangat tinggi yakni 62,24 g/kg, sementara telur hanya 9,34 g/kg


  1. Mencegah Terjadinya Pembengkakan
Albumin adalah protein penting yang mencegah pembengkakan. Pembengkakan atau edema terjadi karena sel-sel darah kehilangan bentuknya. Sel darah hanya cair, tetapi di dalamnya ada molekul dan partikel yang dalam keadaan normal tidak bercampur satu sama lain. Albumin inilah yang membuat sel sel darah ini bercampur.  Jika albumin dalam tubuh tidak terpenuhi, maka akan terbentuk endapan endapan darah di berbagai bagian tubuh. Endapan sedimen inilah yang menyebabkan bengkak dan memar di dalam tubuh.
  1. Pertahankan Keseimbangan Cairan
Tubuh manusia terdiri dari 70% air. Tubuh tidak selalu mendapat asupan cairan yang cukup. Padahal sel-sel tubuh butuh cairan untuk melakukan metabolisme. Lalu bagaimana cara tubuh menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh? Ternyata albumin juga berperan dalam proses ini. Jika sel-sel tubuh kekurangan cairan, albumin akan membuat air dalam darah masuk ke sel sampai keseimbangan terjadi.  Sebaliknya, ketika ada konsentrasi air berlebih, albumin berperan untuk  menghilangkan kelebihan ini dari sel. Kemudian kelebihan air ini kembali ke dalam darah untuk menjadi massa otot.
  1. Media Penyimpanan Hormon dan Nutrisi
Sama seperti asam lemak yang membantu menyimpan dan mencerna vitamin yang larut dalam lemak. Albumin juga memiliki fungsi yang sama. Albumin tidak hanya menyimpan sel darah dalam bentuk terlarut, tetapi juga nutrisi lainnya.  Beberapa protein, hormon, dan mineral disimpan dalam albumin untuk kemudian diedarkan ke seluruh tubuh. Oleh karena itu kurangnya albumin akan menyebabkan gangguan pada sistem sirkulasi darah manusia.
Mempercepat Penyembuhan Luka Operasi
  1. Membantu Memperbaiki Kerusakan Jaringan
Albumin memiliki peran penting dalam meningkatkan proses regenerasi sel. Ini sangat penting jika jaringan tubuh rusak.  Tidak hanya mempercepat proses regenerasi, albumin juga mengirimkan sinyal ke sistem kekebalan tubuh jika ada sel dan jaringan yang rusak.
Perlu diingat. Tanda-tanda kekurangan albumin salah satunya adalah malnutrisi, penyembuhan luka lama, luka digestif (terbuka) tak kunjung kering. Kekurangan albumin (Hipoalbuminemia) juga menjadi faktor meningkatnya kematian pada penderita tertentu.

  1. Peran dalam Pembentukan Sel Darah Putih
Sel darah putih memiliki fungsi penting sebagai sistem kekebalan tubuh. Ketika ada benda asing yang masuk ke dalam tubuh, sel darah putih adalah pertahanan pertama tubuh dengan sifat fagositnya. Albumin adalah protein yang berperan dalam pembentukan sel darah putih ini. Kekurangan albumin dapat menyebabkan tubuh mudah sakit dan peradangan.
Manfaat / Khasiat Albumin Ikan Gabus / Haruan

1. Meningkatkan kadar Albumin dan Daya Tahan Tubuh.

2. Mempercepat proses penyembuhan semua Luka pada tubuh (Diabet, Pasca Operasi,          Luka Bakar, Ibu pasca melahirkan, dll)

3. Membantu proses penyembuhan pada penyakit: Hepatitis/Sirosis, Kanker
,  TBC/Infeksi Paru, Gagal Ginjal, DM, Nephrotic Syndrome, Tonsilitis, Thypus, Diabetes,          Patah Tulang, Gastritis, ITP, Sepsis, Stroke,Gastritis.

4. Suplemen Terbaik untuk Penderita ODHA (HIV/AIDS)

5. Menghilangkan Oedema (Pembengkakan di kedua kaki)

6. Memperbaiki Gizi Buruk pada Anak, Ibu hamil, Menyusui dan Lansia.

7. Membantu penyembuhan Autis.

8. Membantu merevitalisasi kesehatan kulit agar lebih sehat berseri.
Ikan gabus, atau dikenal juga dengan nama lain, yaitu ikan kutuk atau ikan Bogo memiliki kandungan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan kita, terutama bagi penderita penyakit degeneratif. Ikan gabus (Channa Striata) merupakan ikan predator yang bisa ditemui di danau atau sungai yang berarus tenang. Sedangkan bentuknya seperti ikan pada umumnya, hanya saja ikan gabus memiliki kepala seperti ular, sehingga biasa disebut juga dengan snake fish.
Sebuah penelitian ilmiah yang dilakukan oleh guru besar Universitas Brawijaya, Prof. Dr. Ir. Eddy Suprayitno, mengungkapnkan ikan ini memiliki kandungan protein albumin tertinggi dibandingkan dengan sumber protein albumin dari ikan jenis lain. Ikan gabus juga memiliki kadar protein tertinggi dibandingkan dengan telur, daging ayam, dan daging sapi.
Kandungan Gizi Ikan Gabus
Dari penelitian di laboratorium diperoleh bukti bahwa dari 100 gram ikan gabus mengandung berbagai kandungan gizi seperti :
Kalori : 69 kalori
Protein : 25,2 gram
Lemak : 1,7 gram
Besi : 0,9 miligram
Kalsium : 62 miligram
Phospor : 76 miligram
Vit.A : 150 miligram
Vit.B : 0,04 miligram
Air : 69 gram
Dalam penelitian tersebut juga terungkap, ikan gabus sangat kaya akan albumin. Albumin adalah salah satu jenis protein yang mencapai 60% dari total plasma protein dalam darah manusia. Kadar albumin dalam ikan gabus mencapai 62,24 g/kg, sementara telur yang selama ini kita kenal sebagai sumber protein utama hanya 9,34 g/kg.
Dengan kandungan albumin yang mencapai 62,24 g/kg tersebut, ikan gabus sangat tepat untuk mempercepat penyembuhan seperti luka operasi atau pembedahan. Selain itu Albumin juga berguna untuk membangun dan memperbaiki jaringan sel yang mati, termasuk pada luka diabetes mellitus, luka bakar, jaringan kulit yang mati, organ tubuh yang luka seperti maag pada lambung dll. Sedangkan untuk anak-anak, albumin yang terdapat pada ikan gabus dapat digunakan untuk membangun jaringan tubuhnya agar perkembangan dan pertumbuhan badannya optimal, untuk lansia agar memperbaiki jaringan sel organ yang telah aus.
Kesimpulan

Jadi Ikan gabus atau ikan kutuk ternyata sangat  kaya akan protein albumin, jenis protein yang mempercepat penyembuhan pascaoperasi dan melahirkan. Zat ini juga membantu pertumbuhan anak dan menambah berat badan orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Sebagai pendamping obat TBC. Selain itu zat gizi yang terkandung dalam ikan gabus / ikan kutuk diperlukan untuk memperkuat imunitas (sistem kekebalan) tubuh agar tidak mudah terserang penyakit.

Konsumsi ikan gabus / ikan kutuk sebanyak 2 kg per hari dalam waktu 8 hari bisa meningkatkan kadar albumin agar mencapai standar ideal yakni 3,5-5 g/dl. Cara lainnya adalah dengan membuat jus ikan gabus yang sudah dikukus terlebih dahulu. Tetapi cara ini selain lama, juga bagi kebanyakan orang sangat ribet dan susah. Lantas bagaimana solusinya? Kabar gembira sekarang sudah ada ekstrak ikan gabus dalam bentuk kapsul sehingga mudah dikonsumsi dan dibawa kemana-mana. Untuk anak pun sekarang tersedia dalam bentuk Madu Albumin Anak yang membuat anak senang mengkonsumsi karena rasanya yang manis dan bermanfaat.