MENGENAL IKAN KALABAU ( Osteochilus kalabau )
Ikan
kelabau { Osleochilus kelabau ) adalah sejenis ikan air tawar yang termasuk famili Cyprinidac dan tcrscbar pada
pcrairan sungai, anak sungai, danau dan
rawa-rawa. Pada saat ini, kelabau menjadi pusat perhatian masyarakat karena
semakin jarang ditemui di pasaran. Hal ini diduga adalah disebabkan habitatnya
sudah mulai mengalami degradasi akibat
proses perusakan hutan yang mengakibatkan sedimenlasi pada perairan, polusi dan penangkangpan yang
kurang mengindahkan kaidah-kaidah
konservasi sumberdaya alam. Sedikit sekali inforasi tentang kehidupan
ikan kelabau yang diketahui saat ini.
Kelabau ini memiliki nilai ekonomi penting karena
harganya relatif cukup mahal di pasaran dan mulai jarang ditemukan di perairan
umum. Ikan kelabau banyak dikonsumsi di Kalimantan, Sumatera serta di negara
Malaysia dan Singapura. Sekitar 17 spesies ikan kelabau ditemui menyebar di
kawasan Asia termasuk Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sumatera,
Malaysia, Jawa, Indochina, Burma, dan Sulawesi. Di wilayah Riau Ikan asli
daerah ini dikenal sebagai Osteochilus kelabau dan Osteochilus melanopleurus.
Ikan kelabau memiliki performa mirip dengan ikan nilem, ukuran ikan kelabau
dapat mencapai 1 – 4 kg per ekor. (Kristanto et al., 2008).
Habitat
ikan kelabau adalah perairan sungai, anak sungai maupun danau bekas aliran
sungai di antara rimbunnya tanaman air yang tumbuh di perairan tersebut. Sungai
Kapuas adlah merupakan salah satu habitat ikan kelabau mulai dari hulu sampai
hilir yang terkonsentrasi di Danau Sentarum.
Permasalahan utama untuk ikan asli ini dalam siklus reproduksinya membutuhkan habitat
pemijahan yang terkondisi agar dapat melangsungkan reproduksinya. Usaha ke arah
budidaya perlu dilakukan dengan penguasaan teknologi dan memperhatikan
konservasi sejalan dengan peningkatan produksi melalui program peningkatan.
Ikan ini biasa
ditemukan di setengah kedalaman hingga dasar sungai-sungai kecil dan besar;
juga didapati di wilayah yang mengalami banjir. Kalabau merupakan ikan herbivor yang memakan
daun-daunan makrofita akuatik, tumbuhan darat yang terendam banjir, alga, dan
fitoplankton.
Ikan kelabau yang termasuk hewan herbivora ini, diketahui
menyebar di Asia Tenggara hingga Sumatera dan Kalimantan
Sebutan lainnya, di antaranya, adalah kelabau dan kelabau padi
Ikan bertubuh sedang, panjang total hingga 370 mm.
Tinggi tubuh pada awal sirip dorsal (punggung) 2,7-3
berbanding panjang standar (tanpa sirip ekor).
Panjang kepala 4-5 berbanding panjang standar.
Moncong (rostrum) membulat tumpul, tanpa pori (lubang-lubang
kecil) di atasnya.
Sungut maksilar lebih panjang daripada diameter mata, sungut
rostral lebih pendek.
Sisik-sisik dengan gurat sisi berjumlah 41-53, terpisahkan
dari pangkal sirip dorsal oleh 11-12 deret sisik.
Sirip dorsal dengan III jari-jari keras (duri) dan 16-18
jari-jari lunak; jari-jari sebelah depan memanjang, hingga setinggi tubuh atau
lebih pendek.
Awal sirip dorsal kira-kira sejajar dengan gurat sisi ke-12;
berjarak dari belakang kepala kira-kira sejauh 20 sisik.
Sisi punggung berwarna zaitun, memucat di sisi samping, dan
ke bawah berwarna keperakan.
Suatu noktah atau coreng besar kehitaman, vertikal, biasa
terdapat di wilayah belakang gelangaSisik-sisik dengan warna yang lebih gelap
di bagian pangkalnya. Iris mata kuning atau kemerahan, sirip-sirip berwarna
kemerahan atau keunguan.
Kalabau ditemukan menyebar di Thailand (Sungai Menam),
Sungai Mekong, Semenanjung Malaya (termasuk Singapura), Sumatera, dan
Kalimantan.
Spesimen contoh dikoleksi dari Sungai Indragiri, Jambi,
Palembang; Sungai Baram, Danau Seriang, Sungai Kapuas, Pontianak, Mandor,
Sungai Kahayan, Sungai Barito, Banjarmasin.
Ikan ini biasa ditemukan di setengah kedalaman hingga dasar
sungai-sungai kecil dan besar; juga didapati di wilayah yang mengalami banjir.
Kalabau merupakan ikan herbivora yang memakan daun-daunan
makrofita akuatik, tumbuhan darat yang terendam banjir, alga, dan fitoplankton.
Kalabau merupakan ikan konsumsi yang bernilai lumayan baik
di daerah sebarannya. Ikan ini dijual dalam keadaan segar, atau diasinkan.
No comments:
Post a Comment