Saturday, October 6, 2018

PEMBENIHAN IKAN JAMBAL SIAM (Pangasius hypopthalmus)


I.   Pendahuluan
Jabal siam (Pangasius hypopthalmus) merpakan salah satu jenis ikan yang cukup popular  di masyarakat. Ikan ini berasal dariThailand dan pertama kali didatangkan ke Indonesia pada tahun 1972 oleh balai Penelitian Perikanan Air Tawar Bogor. Sebutan lain jabal siamadalah lele Bangkok atau pangasius  dan di negara asalnya disebut  “Pla sawai”.
Karena sudah cukup lama di Indonesia  dan memiliki berbagai kelebihan dibandingkan ikan lainnya., menyebabkan jabal siam termasuk ikan yang mudah diterima masyarakat dan sudah menyebar  hampir ke seluruh pelosok tanah air. Maka tak heran, di masa yang akan datang ikan ini menjadi salah satu nkomoditas andalan di Indonesia.

I.      BIOLOGI
Phylum                  : Chordata
Sub. Phylum         : Vertebrata
Supae class          : Pisces
Class                     : Ostechtyes
Subclass               : Actinopterygii
Bangsa                  : Ostariophysi
Marga                    : Pangasius
Jenis                      : Pangasius hypopthalmus

v  Badan memanjang, bentuk tubuh pipih, tidak bersisik, kepala kecil, mata kecil, mulut diujung kepala dan lebar, mempunyai dua pasang kumis, sirip punggung kecil dan tinggi, mempunyai adefose fin, warna punggung abu kehitaman dan perut berwarna perak.
v  Jabal siam merupakan ikan sungai yang banyak ditemukan di Asia Tenggara, seprti Thailand, Kamboja, LaosBurma, dan Vietnam. Hidup disungai yang dalam , agak keruh, dasar berlumpur dan suhu 25 s/d 30 oC.
v  Jabal siam termasuk ikan omnovora, namun pada sat larva bersifat carnivora. Makanan yang disukainnya Brachionus sp., crustacea, Cladocera. Larva yan baru habis  kuningtelurnya mempunyai sifat kanibal yang tinggi.
v  Induk jabal siam sudah dapat dipijahkan setelah berumur 4 tahun dan memijah pada musim hujan.

II.     PEMBENIHAN
A.    Pemeliharaan Induk
v  Induk-induk dipelihara di kolam khusus dengan kepadatan 0,25 s/d 1 kg/m2. Makanan yang diberikan berupa pellet sebanyak 3 % per hari dan diberikan 3 kali per hari.
v  Tanda-tanda induk yang matang gonad :
Betina  :  Perut nampak besar, lembek dan lubang kelmin berwarna kemerahan.
Jantan  : Lubang kelamin berwarna kemerahan dan bila dipijit ke arah lubang kelamin akan keluar cairan berwarna putih (sperma).
B.    Pemijahan
v  Pemijahan hanya baru bisa dilakukan secara buatan, yaitu dengan menyuntikan hormon perangsang yang berasal dari kelenjar hipofisa ikan mas, LHRH-a atau HCG.
v  Induk betina di suntik dua kali selang waktu 12 jam. Apabila menggunkan kelenjer hipofisa penyuntikan pertama sebanyak 1 dosis, penuntikan kedua sebanyak 2 dosis, tetapi bila menggunakan LHH-a dengan dosis 0,5 cc/kg induk. Penyuntikan pertama 1/3 bagian dan penyuntikan kedua 2/3 bagian..
v  Induk jantan disuntik sekali yaitu 1/3 dosis dan dilakukan bersamaan dengan penyuntikan kedua pada induk betina.
v  Setelah 6 s/d 12 jam dari penyuntikan kedua induk betina diperiksa tiap 1 jam apabila sudah terjadi ovulasi maka dilakukan striping yaitu dengan mengurut bagian perut dari arah depan ke arah lubang kelamin dan telurnya ditampung di dalam wadah/baki plasitk. Pada saat yang bersamaan, induk jantan juga distiping dan spermanya dicampurkan dengan telur. Kemudian ditambahkan larutan fisiologis (NaCl 0,9%) serta diaduk menggunakan bulu ayam selama 1s/d 2 menit.
C.    Penetasan Telur
Penetasan telur dilakukan didalam akuarium yang dilengkapi dengan aerasidan water heater. Suhunya 27 s/d 29 oC. Biasanya telur akan menetas dalam waktu 18 s/d 24 jam.

D.    Pemeliharaan Larva
Pemeliharan larva masih dilakukan dalam akuarium penetasan, namun sebelumnya ¾ bagian air kotor serta sisa telur yang tidak menetas  harus dibuang dan ganti dengan air bersih agar kualitas  ait tetap baik.  Penggantian harus dilakukan tiap hari sampai larva siap ditebar di kolam . Padat penebaran larva  50 s/d 75 ekor/liter. Larva yang berumur dua hari, diberi pakan berupa naupli artemia sampai berumur 6 hari. Setelah itu larva diberi cacing sutra sampai berumur 14 hari.

E.    Pendederan
v  Persiapan kolam pendederan dilakukan seminggu sebelum penebaran larva, yang meliputi : pengeringan, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar dan pembuatan kemalir.
v  Pengapuran dilakukan dengan melarutkan kapur tohor kedalam tong, kemudian disebarkan keseluruh pematang  dan dasar kolam .  Dosinya 250 s/d 500 gram/m2.
v  Pemupukan menggunakan kotoran ayam dengan dosis  500 s/d 1.000 gr/m2. Kolam diisi air setinggi 40 cm dan setrelah 3 hari disemprot dengan orgophosphat 4 ppm dan dibiarkan selama 4 hari.
v  Benih ditebar pada pagi hari dengan kepadatan 100 s/d 200 ekor/m2.
v  Pendederan dilakukan selama 21 hari. Pakan tambahan diberikan setiap hari berupa tepung pellet sebanyak 0,75 gr/1.000 ekor.

II.     PENYAKIT
Penyakit yang sering menyerang Jabal Siam adalah parasit. Pencegahan dapat dilakukan dengan menebarkan garam dapur sebanyak 200 gr/m3 setiap 10 hari selama pemeliharaan, sedangkan untuk penyakit Trichodina dapat diberikan formalin dengan dosis 25 ppm.

MANAGEMEN PAKAN PADA BUDIDAYA LELE SISTEM BIOFLOC

A.    Pergunakan pakan berkualitas
Penentukan pakan berkualitas, dapat dilakukan dengan:
-     Referensi dari pembudidaya yang sudah mencoba;
-     Ketersediaan di wilayah sekitar (efisiensi biaya transportasi), dan
-     Pemilihan produk didasarkan pada bukti nyata (FCR)

B.     Ukuran pakan disesuaikan dengan bukaan mulut ikan

C.     Feeding program (program pakan)



Dari pakan yang dimakan ikan, dihasilkan C organik, N organik, P organik yang dikeluarkan oleh ikan lewat insang (ekskresi) dan sebagian dibuang dalam bentuk feaces (kotoran). Limbah organik ini yang bereaksi membentukamonia, nitrit dan zat lain yang meracuni ikan dan merusak komposisi media dan berpotensi besar merangsang pertumbuhan bakteri pathogen (penyakit)

    Porsi makan → daya tumbuh optimum perhari (ADG = Average Daily Growth)

Gambar diatas hanya salah salah satu parameter,  porsi makan sangat dipengaruhi oleh :
ü Kondisi alam sekitar
ü Intensitas cahaya matahari yang masuk ke kolam
ü Suhu media (air)
ü Komposisi kimia dan biologi air
ü Jenis benih
ü Teknologi budidaya yang digunakan


1.     Porsi makan 80% dari daya kenyang, disediakan ruang dilambung untuk produksi enzym-enzym pencernaan. Diharapkan efisiensi pakan 100% terserap sempurna.
-     ikan lele memiliki kodrat mulutnya lebar selebar badan / kepalanya. filosofinya ikan ini rakus makan. ikan akan makan sampai lambungnya penuh. nah bayangkan kalo lambung sudah penuh kemudian pakan mengembang.. apa jadinya?
-     perut/pencernaan akan membengkak, mungkin juga luka. selanjutnya bakteri dalam pencernaan menyerang. biasanya penyakit perut bengkak/kembung karena infeksi bakteri Edwardsiella sp. bakteri ini susah diberantas tuntas karena membentuk cysta
-     efek lain kalau kekenyangan ikan akan terdiam, hati-hati bila terjadi sesuatu yg mengejutkan ikan akan muntah, efeknya air akan rusak dan ikan akan keracunan
-     efek yang lain lagi kalau ikan diam menggantung parasit akan mudah menyerang (hati-hati bila timbul bintik putih, atau bintik merah) maka akan terjadi kematian yang lumayan banyak. cegahlah selagi bisa dgn menerapkan pemberian pakan yg secukupnya saja (80% dari kekenyangan ikan). disamping efisien pakan juga hemat.

2.     Frekuensi pakan sesuai dengan metabolisme ikan 2 x sehari, metabolisme ikan berkisar 8 jam, bila waktu pemberian pakan 7 pagi dan 5 sore. Maka ada rentang waktu 2 jam untuk istirahat organ-organ pencernaan, dengan tujuan organ pencernaan tetap sehat, ikan pun sehat.
3.     Pakan difermentasi menggunakan probiotik EBS Pro untuk menghasilkan enzim :  protease, amilase, lipase dan cellulose. Sistem ini meringankan kerja dari organ pencernaan 30%, dan membantu pemotongan rantai panjang pada protein dan lemak.
4.     Rutinitas sesuai jam biologis/ naluri (tepat waktu), pemberian pakan yang berubah-ubah jelas mengganggu/merusak jam biologis makan ikan
5.     Teknik pergantian pakan, pergantian pakan sangat berpengaruh pada tingkat keseragaman ukuran ikan. Pada saat pergantian pakan sebaiknya di mix/campur dengan ukuran pakan pengganti.
6.     Program puasa 1 x makan setiap minggu, bertujuan untuk memberikan kesempatan pada organ pencernaan untuk istirahat. Teknik ini terbukti efektif dan tidak menganggu daya tumbuh ikan
7.     Pengurangan porsi makan hingga 30%, bila sudah terbentuk substrat/ polymer/ biofloc yang terjadi bila porsi pakan mencapai 500 kg/ hari/ hektar


8.     Target pakan untuk menghindari over size, Setiap siklus target pakan dihitung/disesuaikan dengan jumlah benih yang ditebar dan teknik budidaya yang diterapkan
9.     Pemberian pakan merata dipermukaan
Penebaran pakan merata dipermukaan, untuk pemerataan pertumbuhan, sebab pada benih kecil yang baru ditebar daya jelajah ikan belum luas sehingga ,asing-masing ikan diharapkan mendapatkan porsi makan yang sama.

REFERENSI:
FKMP, 2013. Bahan Tayang “Budidaya Lele dengan Sistem Biofloc pada Pelatihan Biofloc tanggal 2-5 Juni 2013 di Bandung.

Komunitas Masamo Pekalongan, 2013. BUDIDAYA LELE BIOFLOC(Standart Operational Procedure)Manajemen AirManajemen PakanManajemen BenihManajemen BudidayaManajemen PanenRecording/PencatatanBiosecurity dan Analisis Usaha.Dipublikasikan oleh : KOMUNITAS MASAMO PEKALONGAN Research and DevelopmentPekalongan.

MANAGEMEN AIR PADA BUDIDAYA LELE SISTEM BIOFLOC

1.     PERSIAPAN MEDIA

a.  Desinfektan (suci hama) Kolam
-    Disinfeksi dg menggunakan chlorine (kaporit)
-    Kolam diisi penuh, larutkan chlorine 30 ppm diamkan selama 3 hari agar efek chlorine bisa teroksidasi, untuk mempercepat oksidasi gunakan aerasi yang kuat atau bila kolam full terkena sinar matahari dalam waktu 3 hari efek chlorine akan hilang
-    Tujuan disinfektan adalah mensterilkan organisme di kolam terutama bakteri pathogen dan parasit yang mengganggu pertumbuhan ikan.
b.  Ketinggian air minimal 80-100 cm
-    Rentang perubahan suhu rendah, sehingga suhu relatif stabil
-    Toleransi tingkat kejenuhan media tinggi (air tidak mudah jenuh oleh sampah organik)
-    Ruang yang lebih luas memungkinkan ikan bergerak lebih bebas
c.  Penggaraman dengan garam krosok
-    Menstabilkan komposisi kimia air/reaksi kimia air sudah selesai
-    Penggaraman 3 kg/m³ (maksimal 5 promill), untuk menghambat pertumbuhan parasit dan bakteri pathogen
-    Stabilisasi kimia air dan pH air
-    Mineral yang terkandung di garam sangat berguna untuk pertumbuhan bakteri
-    Mineral garam juga sangat berguna untuk mengikat ion nitrit
-    Pemberian molasePemberian molase di awal sebanyak 50-100ml/m3 di awal bertujuan: (1)Menghambat pertumbuhan plankton (Blue Green Algae) sehingga tidak mendominasi media (menghindari air hijau) dan (2)Menaikkan kompisisi C:N ratio menjadi tinggi sehingga memungkinkan untuk bakteri heterotroof untuk segera mendominasi media.

Catatan kasus kematian benih pada awal tebar:
Penyebabnya bisa macam-macam, antara lain: beberapa hari setelah tebar kena hujan, planktonnya goncang, amonia naik juga biosa menyebabkan kematian spt itu. serangan parasit protozoa (trichodina, ichthyopthirius, dll), cacing (dactilogyrus,gyrodactilus ) juga bisa menyebabkan kematian spt itu, yg biasanya semakin ganas saat cuaca dingin. dan kemungkinan masih banyak lagi. Serbetul. biasanya, saat cuaca dingin atau hbs hujan dimana plankton mati (amonia tinggi) nafsu makan ikan turun dan ikan menjadi lemah. saat inilah trichodina menyerang. ikan menggantung selanjutnya banyak makmum yang mengikuti.

2.     APLIKASI PROBIOTIK

a.  Probiotik
Beberapa bakteri dalam bentuk konsorsium diberikan dengan maksud koloni bakteri yang akan tumbuh di kolam kita yang mengatur, sesuai dengan fungsi yang kita harapkan.
b.  Bakteri yang diaplikasikan :
-    Bacilus substilis
-    Bacilus polymixa
-    Bacilus megaterium
-    Bacilus plantarum
-    Bacilus thermopillic
c.  Air dikondisikan 5-7 hari
Populasi bakteri pendukung (dekomposer)  mendominasi media
d.  Intensitas dan dosis aplikasi probiotik
-    Persiapan media 5 cc/m³
-    Pada saat tebar benih 2 cc/m³
-    Selanjutnya pada hari ke-7, 14, 19, 24, 28, 32, 36, 40, 43, 46, 49, 52, 54, 56, 58, 60 masing-masing 2 cc/m³
e.  Fermentasi pakan dengan probiotik 2 cc/ kg pakan, selama 2-3 hari, ditutup untuk menghindari kontaminator
-    Fermentasi pakan dilakukan dengan cara: Mencampur 1 kg pakan dengan 300ml air yang dicampur probiotik 2 cc, diaduk-aduk kemudian diperam selama 2hari maksimal 7 hari.
-    Tujuan fermentasi pakan: Memotong rantai peptide protein dari rantai panjang proteinBakteri akan memanfaatkan protein, sehingga bakteri akan berkembang di pakan (substrat); Pemanfaatan serat oleh bakteri selulolitik dan diubah menjadi protein



3.     KONTROL KUALITAS AIR

a.  Dominasi plankton dan zooplankton
-    Warna            : hijau muda cerah – hijau tua pekat
-    Bau                   : tidak berbau – bau lumut
Pada saat dominasi plankton ada kondisi dimana pada saat siang oksigen terlarut di air sangat tinggi (DO) yang dihasilkan oleh fotosintesis dari fitoplankton, akan tetapi pada saat malam plankton akan menggunakan oksigen sehingga DO turun, bahkan DO dikolom terbawah air mendekati Nol
Kondisi perbedaan DO yang ekstrim akan membuat ikan bekerja keras untuk aklimatisasi dan menguras banyak energi ikan, sehingga pakan yang dimakan ikan tidak sepenuhnya untuk pertumbuhan, sehingga pertumbuhan lambat
Pada masa dominasi ini banyak tedapat algae yang termasuk plankton (phytoplankton = plankton yang bersifat tumbuhan dan bisa berfotosintesis). kalo plankton yang bersifat hewan = zooplankton, plankton yang hidup dari sampah (bhn organik disebut saproplankton (termasuk bakteri dan jamur). plankton sendiri didefinisikan sebagai jasad renik yg hidup melayang-layang dalam air, bergerak sedikit/tidak bergerak dan selalu mengikuti arus.
Pada fase ini kita perlu berhati-hati terhadap Blue Green Algae (BGA), yang muncul dan dominan karena lingkungan mendukungnya. Dalam hal ini jenis fitoplankton lain tidak tumbuh. Misalnya N/P ratio rendah (miskin mineral), BGA tetap tumbuh krn bisa mengikat N dr udara. Sinar matahari cukup. Jadi utk menekan perkembangan BGA (selain ganti air) adalah menambah N (pupuk ZA jangan urea), aplikasi probiotik dan kurangi sinar yg masuk ke kolam dengan menutup sebagian atau seluruh atas kolam.
Cirinya, air akan berwarna hijau gelap/tua, kadang permukaan berlendir, bisa mempengaruhi nafsu makan (nafsu makan turun) dan muncul kotoran putih yang mengambang di permukaan (untuk lele ukuran pendederan - besar). karena terjadi infeksi pada pencernaan (hemocytic enteristik).
Bila terjadi overbloom (terlalu pekat) bisa digunakan bhn kimia perusi (copper sulfat) 0,1 - 0,5 g/m3. atau bahan yg mengandung bhn aktif copper sulfat, adapun dosis mengikuti petunjuk obat tsb.
Untuk kolam tanah, bisa menggunakan liat yg diencerkan hingga cair kemudian ditebar secara merata dipermukaan kolam. air spt warna sungai banjir. dgn demikian, BGA akan terikat oleh liat dan mengendap, disamping itu, permukaan yg keruh akan mengurangi/menghalangi sinar matahari shg perkembangan BGA bisa dihambat.
Plankton tersebut memang bisa tumbuh di perairan sekritis apapun dan semiskin apapun. sifatnya cosmopolitan akan mudah hidup dimana-mana dalam kondisi apapun. plankton lain nggak bisa hidup plankton ini mudah beradaptasi dimana saja. Sungguh tanda kebesaran ILLAHI. asal ada sedikit P, dia bisa hidup karena bisa ambil N dari udara.

b.  Dominasi bakteri pengurai
-    Warna            : coklat teh – coklat muda – coklat pekat
-    Bau                   : tidak berbau – bau asam amino
Pada masa ini bakteri sudah mendominasi media, pada saat ini komposisi C:N ratio diharapkan berada di atas 15, sehingga bakteri mampu memanfaatkan ammonia.

c.  Dominasi bakteri photosintetic
-    Warna            : coklat keruh – merah muda cerah
-    Bau                                           : asam amino atau bau asam (kecut) 
Pada masa dominasi bakteri fotosintetik, air cenderung berwarna merah-ungu, pada masa ini bakteri PSBtidak banyak mengkonsumsi oksigen (microaerofil) sehingga penambahan unsure carbon bisa dikurangi
Rumus kimia dominasi bakteri fotosintetik
6 CO2 + 12 H2S -- C6H12O6 + 6 H2O + 12 S + energi (kalor)
Jadi bakteri fotosintetik dapat menetralkan racun karena bisa menggunakan Amonia (NH3, NH4+),
menghilangkan H2S yang ada dalam air. Makanya air yang warnanya merah ungu – merah coklat ikan cenderung sehat. Jenis plankton ini, bisa menyerap amonia dan H2S,  masalah utama dalam akuakultur yang seringmenimbulkan kematian. maka bila warna air ini sudah terbentuk tinggal menjaga kestabilannya, Inilah yang disebut bakteri fotosintetik (PSB) yaitu jenis bakteri yang bisa berfotosintesis tetapi tidak menghasilkan oksigen.
Perhatian : Hati-hati pada saat pergantian warna air/pergantian dominasi, pada masa ini porsi makan dikurangi 30-50 % dari porsi biasanya, untuk mengurangi tumpukan limbah organic.
Disamping dibaca dari perubahan warna dan kekeruhan, kualitas air dibaca dari perilaku ikan:
Media baik : ikan aktif bergerak, cenderung dibawah, nafsu makan tinggi
Media jelek: ikan lamban, nafsu makan turun, ikan cenderung menggantung di permukaanBila media sudah tidak nyaman, segera lakukan pergantian air maksimal 30%, atau dengan penambahan dekomposer

4.     INDIKATOR KUALITAS AIR

a.  Air Sehat
-    Warna cerah, tidak terlalu pekat, tidak berminyak
-    Perilaku ikan : aktif bergerak, nafsu makan tinggi, pada saat siang hari ikan berada didasar kolam
-    Air tidak berbau → bau asam amino
-    Air tidak sehat - Warna kusam, pekat, permukaan berminyak
-    Akibat dominasi Blue Green Algae
-    Perilaku ikan : gerakan lamban, menggantung dipermukaan atau pinggir kolam, nafsu makan kurang
-    Bau menyengat → amoniak atau anyir.

b.  Pergantian air
-    Situasional, selama ikan merasa nyaman sehat air tidak perlu diganti
-    Pergantian air Maksimal 30%, untuk menghindari goncangan media yang dapat menyebabkan ikan stress dan mengalami penyusutan berat badan
-    Air yang diganti lapisan paling bawah, kualitas air bawah rendah dengan kandungan amonia dan nitrit tinggi
-    Pergantian dengan cara sirkulasi, untuk menghindari perubahan yang ekstrem dan membuat ikan stress.

REFERENSI:
FKMP, 2013. Bahan Tayang “Budidaya Lele dengan Sistem Biofloc pada Pelatihan Biofloc tanggal 2-5 Juni 2013 di Bandung.
Komunitas Masamo Pekalongan, 2013. BUDIDAYA LELE BIOFLOC(Standart Operational Procedure)Manajemen AirManajemen PakanManajemen BenihManajemen BudidayaManajemen PanenRecording/PencatatanBiosecurity dan Analisis Usaha.Dipublikasikan oleh : KOMUNITAS MASAMO PEKALONGAN Research and DevelopmentPekalongan.

MANAGEMEN BUDIDAYA PADA PEMBESARAN LELE SISTEM BIOFLOC


A. PANEN
1.   Rotasi Panen
a.  Pengelolaan mudah, panen terjadwal dan kontinuitas produksi terjaga
b.  Penghematan cash how, dengan sistim rotasi cashflow bisa dihemat sampai dengan 35% sedangkan profit margin/keuntungan masih tetap
c.  Rutinitas panen dan tebar benih, membantu kontinuitas supply konsumsi dan ketersediaan benih
d.  Hindari panen raya ( harga stabil ), waktu tebar yang bersamaan memungkinkan terjadinya panen raya yang menyebabkan harga jatuh
e.  Rotasi panen kawasan, waktu panen dalam satu kawasan hendaknya tidak seragam, diperlukan komunikasi dengan sesama pembudidaya

2.   Target Panen Ideal
a.  Waktu               : sesuai rencana dan sistem rotasi
b.  Ukuran              : sesuai dengan ukuran pasar (size, volume)

3.   Pengelolahan Panen
a.  Waktu panen                       : pagi/ sore (hindarkan suhu eksteem)
b.  Penanganan cepat dan tepat (grading akurat)

B.  RECORDING
1.   Kontrol harian/ siklus,
sangat berguna untuk bahan evaluasi siklus budidaya selanjutnya dan untuk perbandingan dengan sistem yang berbeda, kontrol harian ini membutuhkan checklist yang harus diisi oleh pembudidaya atau oleh operator
2.   Fluktuasi pasar,
untuk mengetahui fluktuasi harga dan trend permintaan pasar untuk menghindari harga jatuh akibat over suply produksi
3.   Fluktuasi kendala/ penyakit ,
berguna untuk antisipasi terhadap ancaman penyakit yang berbeda pada setiap musim  ( pancaroba, hujan, kemarau )
4.   Keuangan dan harga panen,
sebagai evaluasi kelayakan bisnis, untuk mempertimbangkan perluasan usaha dan permodalan.

C.  BIOSECURITY
1.   Kawasan kolam steril, aman dari gangguan manusia (anak-anak) dan predator (hewan pemangsa)
2.   Aman dari gangguan suara, fisik dan cahaya, temperatur, gangguan ini sangat berpengaruh langsung terhadap menurunnya sistim kekebalan tubuh ikan sehingga ikan dalam waktu yang singkat mudah stress dan terserang penyakit
3.   Peralatan digunakan hanya untuk perkolam, untuk menghindari penyebaran dan penularan penyakit





Catatan:
Beberapa jenis bakteri (misal: Edwardsiela sp.) dalam bentuk spora bisa bertahan selama 6 bulan dalam kondisi kering, beberapa jenis lagi (flagelata) bahkan bisa bertahan sampai lebih dari 1 tahun dalam bentuk cysta. Jadi menjadi sangat penting proses disinfektan kolam dan peralatan untuk menghindari penularan dan berkembangnya penyakit.


REFERENSI:

FKMP, 2013. Bahan Tayang “Budidaya Lele dengan Sistem Biofloc pada Pelatihan Biofloc tanggal 2-5 Juni 2013 di Bandung.
Komunitas Masamo Pekalongan, 2013. BUDIDAYA LELE BIOFLOC(Standart Operational Procedure)Manajemen AirManajemen PakanManajemen BenihManajemen BudidayaManajemen PanenRecording/PencatatanBiosecurity dan Analisis Usaha.Dipublikasikan oleh : KOMUNITAS MASAMO PEKALONGAN Research and DevelopmentPekalongan.